TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan instrumen syariah baru, terutama dalam obligasi syariah atau sukuk, harus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia.
"Instrumen sukuk ini sudah berkembang, dari awalnya berbasis aset, sekarang sudah menuju financing project. Demikian juga sukuk retail. Dari kedalaman instrumen, ini sudah lebih baik daripada sebelumnya," kata Bambang dalam Sidang Tahunan Bank Pembangunan Islam ke-41, seperti dikutip Antara, Senin, 16 Mei 2016.
Bambang menjelaskan bahwa instrumen sukuk yang mempunyai underlying asset bermanfaat untuk mendorong pengembangan sarana infrastruktur dan menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Untuk itu, pengembangan instrumen sukuk baru harus diupayakan karena bisa mendorong implementasi berbagai proyek pembangunan yang bermanfaat, seperti jalan raya, jalan tol, dan jembatan.
"Sukuk juga memberikan mekanisme perlindungan dan lindung nilai yang alami dari kemungkinan pembiayaan yang berlebihan sehingga membuat keberlangsungan ekonomi menjadi lebih berkesinambungan," ujar Bambang.
Menurut Bambang, Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang tepat dalam mendorong pertumbuhan keuangan syariah karena telah menerbitkan berbagai jenis sukuk, baik untuk korporasi, retail, maupun proyek pembangunan.
"Untuk sukuk, kita sudah dihormati, apalagi kita sudah mempunyai instrumen seperti sukuk retail," katanya.