TEMPO.CO, Bandung - PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indonesia memperbarui kerja sama soal pembayaran dana pensiun. Perbaruan itu, antara lain, jangka waktu pembayaran uang pensiun yang tadinya per tanggal 4-20, dilonggarkan satu bulan penuh. "Tidak lagi dibatasi,” kata Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro di sela penandatanganan perjanjian kerja sama itu di Bandung, Senin, 16 Mei 2016.
Iqbal menuturkan setiap bulannya PT Taspen membayarkan uang pensiun untuk 580 ribu peserta lewat kantor Pos. “Per bulan Rp 1,084 triliun,” kata dia.
Iqbal berujar transfer uang pensiun dari Taspen lewat Pos diserahkan antarkantor pusat agar lebih cepat. Sehingga dari yang semula dua hari sebelum waktu pembayaran uang pensiun, dalam perjanjian baru menjadi tiga hari sebelum pembayaran uang pensiun. “Dengan cara ini fee pembayaran yang awalnya Rp 5 miliar per tahun turun jadi Rp 4,5 miliar,” kata dia.
Perjanjian baru lainnya ialah menyepakati hingga pada batas akhir masa waktu kontrak pembayaran uang pensiun seluruhnya akan dibayarkan lewat transfer antar-rekening. “Kesepakatan kita pada akhir kontrak, 2018 secara nasional semua sudah melalui rekening,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, pembayaran pensiun lewat kantor Pos setara dengan 20 persen jumlah pembayaran uang pensiun yang dilakukan Taspen. Pembaruan layanan diharapkan bisa memperbesar porsi pembayaran pensiun lewat kantor Pos. “Artinya 2,4 juta pensiun itu sangat terbuka untuk kantor Pos karena punya jaringan di mana-mana,” kata dia.
Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono menjanjikan perbaikan layanan Pos untuk mendukung layanan pembayaran pensiun Taspen. Salah satunya, penyelesaian komplain dari penerima pensiun bakal diselesaikan paling cepat 2x24 jam.
Gilarsi mencontohkan kasus pembayaran uang pensiun di Tanjung Balai yang tidak bisa diambil sendiri oleh yang bersangkutan. PT Pos mengirim petugas ke rumah penerima pensiun yang sedang sakit. “Kami akan memberikan servis sebagaimana Taspen memberikan janji pada para pensiunan ini dengan membuka window lebih lebar, artinya mereka bisa datang kapan pun,” kata dia.
Menurut Gilarsi, PT Pos tidak mengelola duit pensiunan. Uang dari Taspen hanya lewat untuk diserahkan kepada para penerima. Penambahan item kerjasama dengan menargetkan pembayaran via rekening untuk seluruh transaksi pembayaran pensiun sekaligus untuk memudahkan kontrol dan pengendalian aliran dananya.
Gilarsi menambahkan PT Pos akan memanfaatkan layanan kartu giro untuk membayarkan uang pensiunan lewat transfer antar rekening. “PT Pos punya rekening giro, bisa kita manfaatkan untuk semua pemegang pensiun. Ini kartunya, tapi ngambilnya bisa di kantor Pos. Dengan memiliki kartu ini, otomatis mereka punya rekening. Mau datang atau tidak, uangnya ada di kantor Pos,” kata dia.
Taspen mencatat seluruh pesertanya saat ini berjumlah 6,8 juta orang. Terbagi dua yakni peserta aktif 4,4 juta orang, dan peserta pensiun 2,4 juta orang. Saat ini total dana yang dikelo PT Taspen menembus RP 160 triliun.
AHMAD FIKRI