TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hari ini rencananya akan menggelar rapat dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno, sore ini. Dalam rapat itu nantinya mereka akan membahas mengenai pembangunan Light Rail Transit (LRT)
"Mau bahas bahwa kami harus kerjasama, PT Adhi Karya kerjain, kalau Menhub tidak mau mengambil alih yang dikerjakan Adhi Karya, maka ini jadi bisnis Adhi Karya untuk LRT," kata Ahok di Balai Kota Jakarta pada Jumat, 13 Mei 2016.
Pembangunan LRT masih terkendala perbedaan pendapat antara Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). DKI mengusulkan untuk memakai rel berukuran 1.435 milimeter. Rel tersebut lebih lebar dari ukuran rel pada LRT yang dibiayai Kemenhub yang berukuran 1.067 milimeter.
Namun pertemuan Ahok dengan Menteri Rini dipastikan batal digelar hari ini usai Balai Kota mendapatkan informasi bahwa jadwal Menteri Rini yang seharusnya rapat pada 14.00 di Balai Kota dibatalkan, karena usai bertemu Menteri Perekonomian, ia memiliki beberapa agenda penting.
Kementerian Perhubungan sendiri saat ini sedang menunggu perintah dari Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan pembangunan LRT. Jika LRT dibangun di Jakarta, semua izinnya akan dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Tentu izinnya harus dari kami. Karena ini akan masuk ke Jakarta. Makanya harus bicara dengann BUMN. Apa join atau enggak nantinya, saya nggak tahu juga," ujarnya.
Rapat mengenai pembangunan LRT ini telah digelar beberapa kali di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Dari hasil rapat disepakati pembangunan LRT Jabodetabek akan dibiayai oleh Kementerian Perhubungan. Sementara bagi yang dimiliki DKI, akan dibiayai menggunakan APBD DKI.
Kementerian Perhubungan telah menunjuk perusahaan kontraktor Milik BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk, sebagai kontraktor dalam pengerjaan prasarana seperti rel dan stasiun LRT Jabodetabek. Proyek ini diresmikan pembangunannya pada 9 September 2015, dan pembiayaannya ditanggung APBN.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI