TEMPO.CO, Jakarta - Google melarang penayangan iklan pinjaman tunai jangka pendek (payday loan) di situs web miliknya. Kebijakan tersebut ditempuh setelah banyak kritik yang menuding fasilitas pinjaman dengan bunga mencekik itu telah merugikan banyak warga miskin di Amerika Serikat.
Ini adalah pertama kalinya Google melarang iklan kategori produk keuangan. Sebelumnya, Google telah melarang iklan penjualan senjata, bahan peledak, dan obat-obatan terlarang. Iklan payday juga telah dilarang di Facebook, tapi tetap diizinkan di Yahoo.
Baca Juga:
“Kami akan memantau efektivitas kebijakan ini. Kami berharap, jumlah orang yang terekspos produk yang menyesatkan dan berbahaya bisa berkurang,” kata Direktur Kebijakan Produk Global Google David Graff dalam blog-nya, Kamis, 12 Mei 2016.
Dia mengimbuhkan, meski penayangan iklan payday akan disetop mulai 13 Juli mendatang, konsumen masih bisa mencari layanan pinjaman payday melalui fitur pencarian Google.
Regulator keuangan di Amerika Serikat telah berusaha membatasi kegiatan para rentenir ini dengan menetapkan batas bunga tertinggi yang boleh dikenakan kepada konsumen. Meski demikian, larangan yang diberlakukan Google dan Facebook diperkirakan memberikan dampak yang lebih besar.
Jutaan penduduk kelas bawah Amerika Serikat menggunakan layanan kredit jangka pendek ini untuk mendapatkan pinjaman cepat. Harapannya, utang tersebut bisa dilunasi setelah mereka menerima gajian bulan berikutnya. Tenor pinjaman payday biasanya hingga 60 hari dengan suku bunga tahunan mencapai tiga digit alias di atas 100 persen.
Menurut Biro Perlindungan Konsumen Finansial, setengah dari nasabah pinjaman payday online harus membayar denda US$ 185 karena gagal membayar utangnya tepat waktu. Pew Charitable Trust juga mendapati, biaya pinjaman payday online lebih tinggi ketimbang pinjaman di gerai payday. Untuk pinjaman US$ 375, payday online mengenakan biaya US$ 95, sedangkan gerai payday hanya US$ 55.
Namun, karena popularitas dan sifatnya yang praktis, ada pula yang menentang kebijakan Google ini. Asosiasi Komunitas Layanan Keuangan AS berujar, pembatasan iklan payday sebagai kebijakan yang diskriminatif. Alasannya, ada di antara konsumen yang memang benar-benar butuh dana tunai dalam tempo singkat.
“Facebook dan lainnya memukul rata semua industri pinjaman payday. Seharusnya yang baik dan yang buruk dipisahkan,” perwakilan komunitas itu menuturkan.
WASHINGTON POST | EFRI R.