TEMPO.CO, Madiun - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun berpotensi kehilangan 87 ribu penumpang hingga akhir 2016.
Angka ini berdasarkan hasil hitungan setelah Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) Madiun Jaya rute Madiun-Yogyakarta dan Sarangan Ekspres jurusan Madiun-Surabaya berhenti beroperasi sejak 16 Februari 2016.
“Kami kehilangan tiga persen dari total target penumpang tahun ini sebanyak 2,9 juta orang,” kata Manajer Humas PT KAI Daop VII Madiun, Supriyanto, Selasa, 10 Mei 2016.
Penumpang berkurang karena sebagian beralih ke bus. Terutama bagi para pedagang pakaian yang berbelanja barang dagangan ke Solo atau Yogyakarta.
Sebelumnya, mereka memanfaatkan kereta Madiun Jaya yang berangkat pukul 06.00. “Sampai tujuan sekitar pukul 09.00, dan kesempatan berbelanja masih lama,” ujar Supriyanto. Sedangkan keberangkatan kereta lain dengan tarif khusus untuk tujuan Madiun-Yogyakarta lebih dari pukul 07.00.
KA Argo Wilis rute Surabaya-Bandung, misalnya, berangkat dari Madiun pada pukul 09.10 dengan harga tiket Rp 80 ribu. “Kereta lain dengan tarif khusus yang keberangkatannya pagi siang dan sore kurang diminati dibanding Madiun Jaya," ucap Supriyanto.
Meski peminatnya banyak, KA Madiun Jaya yang dioperasikan sejak Juli 2011 rusak sebanyak 53 kali. Mayoritas kerusakan pada bagian mesin, motor, dan sistem pengereman. Hingga pada Februari lalu, mesin kereta jarak dekat ini dinyatakan harus diganti. “Kami putuskan untuk menghentikan operasinya.”
Penghentian operasi KA Madiun Jaya telah disampaikan ke Kementerian Perhubungan. Namun hingga kini belum ada tanggapan secara resmi, tak terkecuali tentang rencana penggantian mesin kereta. “Sekarang keretanya masih di Depo lokomotif di sini.”
NOFIKA DIAN NUGROHO