TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini akan bergerak bervariasi dengan peluang penguatan lanjutan terbatas. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di angka 4.800 dan resistan di angka 4.840.
"Pasar akan digerakkan data ekspor dan impor Cina, April lalu, yang mengindikasikan stabilitas pertumbuhan ekspor," kata David dalam siaran pers, Senin, 9 Mei 2016.
Ekspor Cina pada April lalu dalam mata uang yuan naik 4,1 persen (yoy) melanjutkan penguatan bulan sebelumnya, 18,7 persen (yoy). Sedangkan impor turun 5,7 persen (yoy), yang merupakan penurunan untuk 18 bulan berturut-turut.
IHSG pada perdagangan Rabu sebelum libur panjang berhasil ditutup di teritori positif. IHSG sempat bergerak di area negatif hampir sepanjang perdagangan. Namun IHSG berhasil menguat 0,2 persen atau 10,331 poin di level 4.822,595. Selama sepekan yang lalu, IHSG terkoreksi 0,33 persen melanjutkan koreksi pekan sebelumnya, 1,5 persen.
IHSG mempertahankan tren bullish pasar di tengah meningkatnya risiko pasar saham kawasan dan global. Tekanan jual terutama melanda saham perbankan. Tekanan berasal dari pemodal asing yang kembali mencatatkan penjualan bersih Rp 365,98 miliar.
Dari domestik, pasar merespons negatif angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang hanya tumbuh 4,92 persen (yoy) di bawah perkiraan 5,02 persen. Sedangkan dari eksternal, pergerakan pasar terimbas sentimen negatif meningkatnya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan kawasan.
Data aktivitas manufaktur Cina, April lalu, kembali mengindikasikan terjadinya kontraksi. PDB Amerika Serikat pada kuartal I 2016 tumbuh hanya 0,5 persen (qoq) atau melambat dari kuartal sebelumnya, 1,4 persen. Di kawasan Euro, Komisi Eropa menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut tahun ini menjadi 1,6 persen dari proyeksi sebelumnya, 1,7 persen.
Adapun pasar Wall Street, akhir pekan lalu, berhasil rebound, tapi rata-rata sepekan masih terkoreksi. Indeks DJIA akhir pekan lalu menguat 0,45 persen. Namun sepekan koreksi 0,2 persen di angka 17.740,63. Pasar digerakkan dengan spekulasi The Fed akan menunda kenaikan tingkat bunga hingga tahun depan setelah data tenaga kerja yang keluar akhir pekan lalu di bawah perkiraan.
VINDRY FLORENTIN