TEMPO.CO, Kupang - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan didampingi Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya meresmikan sembilan pelabuhan di daerah itu. Peresmian tersebut dilakukan di Pelabuhan Atapupu, Kabupaten Belu, Ahad, 8 Mei 2016. Sembilan pelabuhan yang diresmikan adalah Atapupu, Ba'a, Papela, Reo, Pota, dan Larantuka, serta tiga pelabuhan penyeberangan, yakni Pelabuhan Kewapante, Pamana, dan Seba.
Jonan mengatakan pembangunan sembilan pelabuhan di wilayah NTT ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi kebutuhan transportasi laut di perairan NTT. "Adanya pelabuhan laut yang dibangun di setiap wilayah pelosok ini dapat menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat," ucapnya.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan wilayah NTT merupakan daerah kepulauan yang membutuhkan banyak fasilitas penunjang untuk kesejahteraan masyarakat yang masih jauh dari kehidupan modern. "Masih banyak daerah terisolasi sehingga butuh fasilitas penunjang," ujarnya. Pembangunan sejumlah pelabuhan ini merupakan upaya pemerintah dalam membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia di wilayah NTT yang berbatasaan dengan Timor Leste dan Australia.
Jonan mengatakan pelabuhan laut tersebut merupakan bagian dari 35 pelabuhan yang sudah selesai pembangunannya sesuai target pada 2015. Sebanyak 33 pelabuhan di antaranya berada di timur Indonesia, hanya dua yang berada di wilayah barat: pelabuhan Barus di Sumatera Utara dan Pelabuhan Sukadana di Kalimantan Selatan.
Adapun untuk pelabuhan penyeberangan, Jonan mengatakan, banyak tersebar di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. "Dalam waktu dekat, banyak juga pelabuhan penyeberangan yang akan diresmikan," ujar Jonan.
Jonan juga menyinggung soal trayek jalan tol laut yang saat ini sudah berjalan tiga rute dan akan bertambah tiga rute lagi. Selain itu, pemerintah saat ini sedang membangun belasan kapal feri ukuran 500-2.500 GT yang akan dibagikan kepada daerah-daerah yang membutuhkan.
Ke depan, fokus angkutan laut lebih kepada angkutan barang. Sedangkan untuk penumpang melalui angkutan udara. "Maka pemerintah berkomitmen memperpanjang runway di berbagai bandara di daerah, termasuk di Atambua ini agar minimal bisa didarati pesawat Boeing 737 seri klasik," kata Jonan.
YOHANES SEO