TEMPO.CO, Jakarta - CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda meminta Bank Indonesia menetapkan aturan loan-to-value (LTV) yang lebih progresif. Kebijakan itu, menurut dia, harus diambil menyusul masih lesunya pasar perumahan nasional yang hingga kini belum menunjukkan pemulihan yang signifikan.
"Mungkin untuk segmen menengah ke bawah, apalagi rumah FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), LTV dapat menjadi 100 persen, sehingga uang muka menjadi 0 persen," kata Ali dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 Mei 2016.
Untuk segmen menengah, Ali mengusulkan LTV menjadi 90 persen, sehingga uang muka menjadi 10 persen. Sementara itu, bagi segmen atas, "Silakan diperketat," ucapnya. "Karena di segmen ataslah yang terjadi aksi spekulasi besar-besaran, meskipun segmen atas juga memberikan dampak kepada pergerakan pasar perumahan."
Selain itu, menurut Ali, kebijakan yang mengganggu cashflow para pengembang segmen menengah-bawah adalah kebijakan kredit pemilikan rumah (KPR) Inden yang mengharuskan pengembang menjual rumah yang sudah jadi. "BI diharapkan dapat menjadi stimulus dalam menggerakkan pasar perumahan," ujarnya.
Ali menuturkan relaksasi kebijakan tersebut dapat diterapkan hingga pasar perumahan telah pulih sepenuhnya. Dengan kondisi pasar perumahan saat ini, menurut dia, BI seharusnya tidak menekan sektor perumahan dengan aturan yang ketat. Pada saatnya nanti, kata dia, BI dapat kembali memperketat aturan ketika pasar sudah pulih.
Hingga kini, pasar perumahan nasional belum menunjukkan pemulihan yang signifikan. Meskipun terjadi kenaikan pertumbuhan penjualan pada triwulan keempat 2015, tren itu tidak berlanjut pada triwulan pertama 2016. Menurut IPW, pasar kembali anjlok 23,1 persen dibanding triwulan sebelumnya atau menurun 54,09 persen dibandingkan triwulan pertama 2015.
Berdasarkan data IPW, hampir semua wilayah mengalami penurunan nilai penjualan. Segmen menengah masih menguasai tingkat penjualan sebesar 52,19 persen.
Sementara itu, segmen besar hanya 28,27 persen dan segmen kecil 19,54 persen. Persentase tersebut berbeda dengan triwulan sebelumnya, saat komposisi segmen besar sempat mendominasi penjualan.
ANGELINA ANJAR SAWITRI