TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga merogoh kocek Rp 25 miliar untuk membangun infrastruktur integrasi tol. Sistem integrasi milik Jasa Marga ini membentang dari ruas jalan tol Jakarta-Cikampek hingga Palimanan-Kanci. Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman mengatakan dana tersebut untuk membangun sejumlah gerbang tol serta mengubah software dan hardware sistem jalan tol.
Investasi ini, kata dia, tidak akan membuat tarif jalan tol yang dikelola Jasa Marga naik. "Karena ini sebagai pelayanan," tuturnya di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rabu, 4 Mei 2016. Ruas jalan tol Jakarta-Cikampek dan Palimanan-Kanci masuk integrasi pembayaran jalan tol yang akan mulai berlaku pada 13 Juni 2016.
Integrasi pembayaran yang bertujuan menyambut kendaraan mudik ini terbagi menjadi dua cluster. Cluster pertama dari jalan tol Jakarta-Cikampek hingga Cikopo-Palimanan dan cluster kedua dari Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, hingga Pejagan-Brebes Timur.
Kepada Adityawarman dan operator jalan tol, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono berpesan agar tahun ini kesiapan mudik harus lebih baik daripada tahun kemarin. Presiden pun, kata dia, menginstruksikan Jasa Marga mencegah kendaraan menumpuk di gerbang tol. "Kita setuju, tapi kita tidak bisa mengatur mereka berangkat jam berapa," ucapnya.
Dia menuturkan banyak pengemudi berkendara bersama-sama setelah buka puasa hingga subuh. Menurut dia, kemacetan selalu terjadi pada waktu tersebut. Untuk itu, dia meminta para pengendara tidak hanya berjalan di malam hari. Jika semua para pemudik berkendara di waktu yang berbeda-beda, dia yakin tidak ada kemacetan di jalan tol.
Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Hudaya Arryanto menuturkan kemacetan saat mudik akan berkurang dengan sistem integrasi ini. Dia memprediksi kemacetan yang bermula dari jalan tol Cikarang hingga Brebes Timur dapat berkurang hingga 70 persen. Alasannya, banyak barrier (pembatas) jalan tol berkurang dari tujuh menjadi tiga.
ALI HIDAYAT