TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mempercepat pengembangan sampah menjadi energi melalui dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah.
"Hilangkan sampah dari kota, jadikan listrik sebagai bonusnya," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana dalam acara Peluncuran Buku Panduan dan Sosialisasi Peraturan Pengembangan Sampah Menjadi Energi yang digelar di Jakarta, Selasa, 3 Mei 2016.
Rida mengingatkan permasalahan sampah selalu terkait dengan isu sosial, kesehatan, dan lingkungan di mana-mana, misalnya, terkait dengan sampah yang menjadi sumber polutan. Selama ini, dia melanjutkan, berbagai pihak telah banyak menghabiskan waktu untuk mengelola sampah, bahkan ada persoalan sampah yang juga dibawa ke ranah politik.
Pemerintah Indonesia, ujar dia, berkomitmen guna mengurangi emisi karbon dioksida dan menyampaikan tiga program, yaitu reformasi subsidi, akselerasi pemanfaatan energi baru dan terbarukan, serta akselerasi program waste to-energy. "Pemerintah sangat serius mendorong program ini. Regulasinya sudah sangat lengkap. Kementerian koordinator telah mengeluarkan peraturan turunannya," tuturnya.
Dia menuturkan sebanyak tujuh kota dipilih menjadi proyek rintisan, yaitu di DKI Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makassar.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menginginkan kebijakan yang lebih inovatif dalam mengatasi permasalahan energi, terutama karena banyaknya sumber energi terbarukan yang ada di Republik Indonesia. "Banyak akses terhadap energi masih terbatas, listrik juga masih minim, sehingga memang diperlukan inovasi-inovasi bagaimana mengatasi masalah energi kita," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang BUMN Adi Satria Sulisto.
Hal itu, ujar dia, karena terbatasnya pasokan energi di tengah kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, yang seharusnya menjadi perhatian utama dari semua kalangan untuk berusaha menciptakan inovasi baru dari sumber-sumber energi alternatif yang ada di Indonesia. Dia memaparkan, beragam sumber energi alternatif yang melimpah di Indonesia antara lain tenaga air, biogas, angin, dan panas bumi.
Dalam sejumlah kesempatan, Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan pihaknya mendorong inovasi sektor energi yang dilakukan dengan pemanfaatan maksimal energi baru terbarukan (EBT) serta konservasi energi yang bermanfaat langsung ke masyarakat. "Sumber energi di Indonesia saat ini masih terfokus pada energi fosil. Cadangan energi fosil yang hanya mampu bertahan sekitar 10-13 tahun mendatang tidak dapat membawa Indonesia ke kondisi yang diharapkan pada 2045," ujarnya
Dengan demikian, kata Sudirman, pemanfaatan sumber energi lain, seperti matahari, air, angin, dan sumber alternatif lain yang berkelanjutan, menjadi salah satu solusi. Dia mengemukakan bahwa transformasi energi dari fosil ke energi bersih dan terbarukan akan berdampak besar pada pengeluaran dana pembangunan dari APBN, jaringan ke daerah terpencil, serta tersedianya sumber energi yang berkelanjutan.
"Pengembangan sektor EBT tidak boleh lagi hanya sebagai 'lampiran'. Kita akan tempatkan tema-tema EBT di depan. Salah satunya dengan mempersiapkan Dana Ketahanan Energi (DKE), mengingat umumnya EBT perlu teknologi tinggi berbiaya besar," kata Sudirman.
Baca juga:
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...
PDIP Siapkan Risma Tantang Ahok, Ada yang Menghindar?