TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menggenjot investasi, Presiden Joko Widodo meyakinkan para investor luar negeri bahwa Indonesia terus berbenah. Hasil kunjungan Jokowi ke empat negara Eropa mendapat respons positif dari pelaku usaha di sana.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan kehadiran Presiden Jokowi ke Eropa amat penting. Ia menilai lawatan Presiden Jokowi membuat kepercayaan diri investor meningkat.
"Realisasi investasi negara Uni Eropa belum terlalu baik. Itu alasan pentingnya Presiden melawat ke Eropa," ujarnya di kantor BKPM, Jakarta, Senin, 25 April 2016.
Data BKPM menunjukkan realisasi investasi dari Inggris mengalami penurunan sebesar 84,6 persen atau US$ 54 juta. Begitu juga investasi dari Belgia, yang turun 53,7 persen atau US$ 1,63 juta. Berbeda dengan kedua negara itu, realisasi investasi Belanda dan Jerman mengalami tren kenaikan. "Untuk Jerman, kenaikan realisasinya 166 persen atau US$ 32,7 juta," ucapnya.
Respons kunjungan Presiden Jokowi ke Jerman, Inggris, Belanda, dan Belgia memberi dampak nyata. Total nilai komitmen investasi yang didapatkan dari kunjungan selama sepekan ke Eropa tersebut mencapai US$ 20,5 miliar. “Mereka antusias, terutama sebelas paket kebijakan yang sudah ada,” ucap Franky.
Dari Jerman, misalnya, total komitmen investasi yang berhasil dibawa pulang US$ 875 juta. Kerja sama tersebut terjalin antara PT Aneka Tambang Tbk dan perusahaan Jerman, Ferrostahl Cronimet, untuk membangun smelter. Sedangkan dari Inggris, komitmen investasi yang diraup ialah US$ 19,02 miliar. "Dengan Belanda komitmen investasinya US$ 606 juta," katanya.
Sebelumnya, Franky menyebutkan realisasi investasi Eropa selama periode 2010-2015 mencapai Rp 149,8 triliun. Dari keempat negara itu, Indonesia sukses meraup Rp 106,8 triliun selama lima tahun. Data terakhir per Januari 2016, komitmen investasi dari negara-negara Eropa mencapai Rp 6,53 triliun atau naik hampir 10 kali lipat dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni Rp 670 miliar.
ADITYA BUDIMAN