TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara(Persero) Tbk bersama PT Krakatau Nippon Steel Sumikin(KNSS), anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, menyepakati perjanjian jual beli gas kemarin. Pasokan gas bakal dimulai 1 Februari 2017 mendatang.
Perjanjian jual beli itu diteken setelah PGN memenangkan tender dengan perusahaan pemasok gas lainnya di Cilegon, Banten.
Direktur PGN Danny Praditya mengatakan, persyaratan yang diminta untuk lelang cukup ketat. "Untungnya kami memiliki infrastruktur andal," ujar Danny pasca penandatanganan, Jumat, 29 April 2016.
Kesepakatan pasokan gas berlaku hingga 2022 atau lima tahun setelah kontrak aktif. Sayangnya, Danny tak mau menyebutkan berapa volume gas yang disepakati PGN dan Krakatau Steel.
Gas bakal dialiri melalui pipa South Sumatera West Java yang merupakan andalan perusahaan. Pipa ini membentang hingga 1.002 kilometer dengan kapasitas pengaliran gas hingga 970 juta standar kaki kubik per hari(mmscfd).
Pasokan berasal dari gas yang berasal dari kilang gas milik ConocoPhillips di Grissik, Sumatera Selatan. Dari kilang ini, PGN mendapat pasokan gas 50 BBTUD dari Grissik.
Gas juga bisa berasal dari fasilitas regasifikasi terapung (floating storage regasification unit/FSRU) milik PGN di Lampung. Perseroan diketahui baru menerima gas dari Kilang Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, sebanyak dua kargo atau sebesar 275.400 meter kubik sejak awal April lalu.
Selama ini PGN fokus berekspansi menyalurkan gas untuk kebutuhan industri dan pembangkit listrik hingga 1.529 sambungan. Tahun ini, perusahaan berencana memperluas distribusi dengan membangun pipa hingga 1.680 kilometer.
Perusahaan juga menyalurkan gas ke sekitar 125 ribu pelanggan rumah tangga hingga usaha kecil. Kemampuan penyaluran gas PGN mencapai 1.591 mmscfd per hari.
Presiden Direktur Krakatau Sumikin Naomassa Arita mengatakan pemilihan PGN dilandasi kecocokan aspek komersial dan ketersediaan infrastruktur. Perseroan itu diketahui menguasai sekitar 76 persen pipa gas bumi hilir Tanah Air dengan panjang mencapai 7.000 kilometer. Gas bakal dipakai perseroan untuk kebutuhan bahan bakar.
"Produk kami didesain untuk memiliki kualitas tinggi, sehingga harus cermat dalam memilih pemasok, terutama pemasok gas," ujar Arita.
Perusahaannya juga menunggu realisasi pemerintah untuk menurunkan harga gas bumi bagi industri. Sebab, komponen gas dianggap cukup signifikan dalam biaya produksi.
ROBBY IRFANY