TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, di tengah masih melemahnya prospek ekonomi emerging market dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara emerging market lainnya, yakni mencapai 5,5 persen.
"Pada 2015, defisit transaksi berjalan dapat diturunkan 2,06 persen terhadap produk domestik bruto. Inflasi juga dapat dikendalikan pada tingkat 3,35 persen," kata Agus dalam Kongres Dunia Association Cambiste Internationale di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Jumat, 29 April 2016.
Kestabilan sistem keuangan pun, menurut Agus, juga terjaga karena ditopang residensi sektor perbankan. Rasio kecukupan modal perbankan mencapai 21,7 persen. "Dengan tingkat non-performing loan 2,87 persen secara gros atau 1,45 persen secara neto," ujarnya.
Hal itu, kata Agus, merupakan hasil dari rangkaian panjang berbagai reformasi fundamental dalam manajemen kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan juga penguatan sektor perbankan. "Kestabilan ini telah teruji dalam menghadapi beberapa episode krisis global," tuturnya.
Hari ini, Kongres Dunia Association Cambiste Internationale-Financial Market Association (ACI-FMA) ke-55 dibuka. Kongres yang mengangkat tema “Value in Diversity” ini merupakan wadah bagi para profesional keuangan dari seluruh dunia untuk membangun jejaring serta mendiskusikan kesempatan dan tantangan bisnis saat ini.
Pagi tadi, kongres dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kongres itu pun diisi oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Direktur Utama CT Corporation Chairul Tanjung, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
ANGELINA ANJAR SAWITRI