TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) memprediksi, total pasar rokok di Indonesia akan menurun 1-2 persen pada 2016. Penurunan pasar ini merupakan dampak dari kenaikan cukai rokok sebesar 15 persen berdasarkan perhitungan rata-rata tertimbang (weighted average) dan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) rokok.
Karena itu, perusahaan berharap, pemerintah dapat menerapkan kebijakan cukai yang adil, dapat diprediksi, dan memberikan kepastian usaha. “Dalam rangka melindungi industri dalam negeri, para petani, serta pekerja industri,” ujar Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT HM Sampoerna di Energy Building, Rabu, 27 April 2016.
Meski proyeksi pasar rokok menurun, perusahaan masih bisa memberi dividen kepada pemegang saham. “Menimbang volatilitas serta berbagai tantangan yang tengah dihadapi pasar saat ini, kami sangat senang karena dapat memberikan pembayaran dividen yang memuaskan bagi para pemegang saham,” ujar Paul.
Para pemegang saham Sampoerna (HMSP) telah menyetujui pembayaran dividen tunai sebanyak 99,9 persen dari total pendapatan bersih pada 2015 kepada para pemegang saham. Kendati demikian, perusahaan khawatir kalau tambahan kenaikan tarif cukai atau PPN rokok menyebabkan tekanan yang lebih bagi industri.
Selain mengumumkan prediksi pasar, dalam rapat pemegang saham tersebut, Perseroan juga melaporkan pendapatan bersih mereka pada kuartal pertama 2016. Saat itu, Sampoerna mencatatkan laba bersih Rp 21,9 triliun atau tumbuh 1,7 persen dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu Rp 21,6 triliun.
BAGUS PRASETIYO