TEMPO.CO, Kulon Progo - Sebanyak tujuh toko retail modern yang ada di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta akan kembali diakuisisi oleh koperasi dan diubah menjadi toko milik rakyat atau dikenal dengan nama Tomira. Akusisi itu akan menambah tujuh Tomira yang saat ini sudah eksis berdiri di Kulon Progo.
“Tomira ini menggerakkan perekonomian rakyat. Karena produk lokal bisa dijual di sana,” kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dalam acara peringatan Hari Otonomi Daerah ke-20 di Alun-alun Wates, Kulon Progo, Senin, 25 April 2016.
Ketua Paguyuban Tomira Muhammad Dalduri menjelaskan, keberadaan Tomira sejak 2015 lalu merupakan pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Perizinan Usaha Toko Modern. Salah satu aturan itu menyebutkan, toko modern yang jaraknya kurang dari satu kilometer dari pasar rakyat harus ditutup.
“Aturan itu kami baca sebagai peluang bagi koperasi untuk melakukan take over toko modern,” kata Dalduri kepada Tempo di stan Tomira yang dipamerkan dalam acara Hari Otonomi Daerah.
Sebanyak tujuh koperasi pun mengambil alih tujuh toko modern yang semuanya adalah Alfamart. Namanya pun menjadi Tomira alias toko milik rakyat. Apabila dilihat dari desain bangunan tokonya masih memperlihatkan ciri khas toko modern, seperti warna cat pada sisi atas bangunan yang berkelir merah. Yang membedakan, Tomira juga memasok produk-produk lokal Kulon Progo.
Dia menunjukkan sejumlah produk lokal yang dimaksud, seperti air mineral buatan Perusahaan Daerah Air Mineral (PDAM) Kulon Progo dengan nama Airku, kemudian produk beras dari Gabungan Kelompok Tani Kulon Progo, juga aneka produk usaha mikro kecil menengah (UMKM), seperti rengginang, keripik jahe, wingko, tempe benguk. Ada sekitar 60 jenis produk lokal yang dijual. “Ini masih bertahap. Harapannya nanti produk lokal mencapai 50 persen dari yang dijual di Tomira,” kata Dalduri.
Tujuh Tomira di Kulon Progo meliputi Tomira Jombokan yang dikelola Koperasi KSU Binangun Prima, Tomira Dekso dikelola Koperasi Koppaneka, Tomira Bendungan dikelola Koperasi KSU BMT Giri Makmur, Tomira Temon dikelola Koperasi KSU Trijata, Tomira Lendah dikelola Koperasi KSU Legowo, Tomira Proliman dikelola Koperasi KPN Sumber Rejeki, dan Tomira Kijosuta dikelola Koperasi Mitra Prima Daya. “Keuntungan dibagikan lewat rapat anggota tahunan berupa sisa hasil usaha,” kata Dalduri yang juga Ketua Koperasi Koppaneka.
PITO AGUSTIN RUDIANA