TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia didaulat sebagai chair of connectivity dalam pertemuan negara-negara G-20 yang berlangsung di Washington, DC, Amerika Serikat, pada 13-14 April 2016. Sebagai COC, pemerintah menegaskan bahwa yang dimaksud dengan konektivitas bukan hanya koneksi fisik seperti jalan tol, pelabuhan, dan rel kereta api.
"Ada konektivitas lain, yaitu konektivitas virtual. Saat ini bukan hanya orang dan barang yang berpindah, tapi juga data dan informasinya. Makanya, salah satu proyek yang sedang dikejar pemerintah adalah proyek Palapa Ring," ujar Suahasil di Kementerian Keuangan, Jumat, 22 April 2016.
Menurut Suahasil, konektivitas akan membantu setiap lapisan masyarakat untuk mengakses informasi serta mendapat transparansi atas tata kelola pemerintahan yang baik. "Petani akan tahu persis harga cabai berapa sebelum dia menjualnya," ucapnya.
Selain itu, tutur Suahasil, konektivitas sangat penting agar setiap lapisan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur sosial. Pembangunan konektivitas pun diharapkan akan mendorong peran swasta dalam pembangunan, tenaga kerja, perdagangan, dan pengurangan vulnerabilitas.
Suahasil berujar, dalam pertemuan negara-negara G-20, ada dua isu lain yang dibahas selain masalah peningkatan konektivitas infrastruktur, yakni peningkatan peran bank pembangunan multilateral untuk mendanai investasi di bidang infrastruktur dan pendekatan alternatif pembiayaan lain dengan mengembangkan peranan sektor swasta.
Agar tujuan tersebut berhasil, kata Suahasil, pemerintah mengajak negara-negara G-20 bersinergi dan bekerja sama dalam melaksanakan inisiatif pembangunan infrastruktur di negara masing-masing. "Kerja sama itu akan diwujudkan dalam bentuk global infrastructure connectivity alliance," tutur Suahasil.
ANGELINA ANJAR SAWITRI