TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Mataram, NTB, mengusulkan bekas Bandara Selaparang dapat dihidupkan untuk penerbangan jarak pendek. "Agar dapat memberikan dampak baik secara ekonomi maupun secara visual bisa terpelihara," kata Wakil Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, di Mataram, Jumat (22 april 2016).
Sebelum ada Bandara Internasional Lombok di Kabupaten Lombok Tengah, Bandara Selaparang yang ada di tengah Mataram menjadi satu-satunya bandara di sana. Ketika itu, aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara Selaparang cukup tinggi mengingat Pulau Lombok dan NTB juga tujuan wisata penting Indonesia.
Gagasan Wakil Walikota ini dilontarkan untuk menanggapi wacana agar lahan bekas Bandara Selaparang dioptimalkan. Berdasarkan rencana tata ruang kota dan wilayah, tidak boleh ada pembangunan secara masif di lahan bekas Bandara Selaparang dengan luas sekitar delapan hektare itu. Pasalnya, kawasan itu daerah resapan air sehingga harus dipertahankan, agar kawasan itu tetap bisa memberikan kontribusi sebagai ruang terbuka hijau (RTH).
"Kalau sampai ada pembangunan yang dilakukan secara masif dikhawatirkan bisa mempengaruhi aspek lingkungan dan ekologis," sebutnya. Terkait dengan itu, Roliskana berharap agar pihak PT Angkasa Pura I bisa lebih mengoptimalkan keberadaan bekas Bandara Selapang, salah satunya dengan melayani penerbangan rute pendek.
Saat ini keberadaan bekas Bandara Selaparang sudah difungsikan sebagai sekolah penerbangan oleh Lombok Institute of Flight Technology. Namun, kata Roliskana, ini kurang memberi dampak ekonomi dan bisnis untuk Kota Mataram.
ANTARA