TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai pemimpin holding BUMN energi. PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha Pertamina, akan melebur dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, yang berada di bawah Pertamina.
"Berarti infrastruktur pipa itu menjadi tersambungkan dengan baik dan efisien," kata Rini di kantornya, Jumat, 15 April 2016. Hal ini mengingat PGN dan Pertagas sama-sama membangun jaringan pipa.
Rini berujar, penggabungan dua BUMN ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang tidak ingin investasi berjalan tumpang-tindih. "Di pipa ini memang ada kejadian itu di beberapa tempat. Dan kami mengharapkan jadi satunya operasi ini," ucapnya.
Baca Juga: Presiden Targetkan 6 Holding BUMN Tuntas Tahun Ini
Peleburan Pertagas dengan PGN, tutur Rini, akan memberi kemampuan investasi lebih besar untuk membangun infrastruktur perpipaan lebih efisien. Meski bergabung dengan Pertamina, PGN tetap terdaftar di bursa. Namun, sebelum itu, PGN akan menggelar rapat umum pemegang saham untuk memastikan arah kebijakan korporasi setelah berada di bawah Pertamina.
Rini menuturkan kajian superholding BUMN yang dikerjakan Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan Dana Reksa ini telah selesai. Hasil kajian ini akan ditindaklanjuti Kementerian Keuangan dan kementerian terkait lain yang sesuai dengan masing-masing sektor. Selanjutnya pemerintah akan mengeluarkan peraturan sebagai payung hukum pembentukan holding ini.
ALI HIDAYAT