TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berpeluang melanjutkan tren penguatan pada perdagangan Kamis, 14 April 2016. IHSG diperkirakan bergerak di support 4.830 dan resisten 4.880.
"Peluang tren penguatan lanjutan terutama ditopang aksi beli lanjutan atas saham sektoral berbasiskan komoditas tambang," ucap David dalam siaran persnya, Kamis, 14 April 2016. Ia berujar, pergerakan pasar juga akan dipicu antisipasi atas rilis kinerja laba 1Q16 menjelang akhir April 2016.
IHSG pada perdagangan kemarin melanjutkan tren penguatannya seiring rendahnya risiko pasar saham global dan kawasan. IHSG tutup di posisi 4.853,005 atau menguat terbatas 0,48 persen atau 23,432 poin. Nilai transaksi di pasar reguler kemarin meningkat menjadi Rp 5,7 triliun.
Perdagangan saham kemarin didominasi aksi beli atas saham-saham lapis kedua dan ketiga. Saham pertambangan naik dibantu lonjakan harga minyak mentah di atas US$ 42 per barel serta rally harga tambang logam.
Dari kawasan Asia, sentimen positif ditopang data ekspor Cina Maret 2016. Ekspor Maret lalu berhasil rebound atau naik 18,7 persen (YOY) dibanding ekspor Februari 2016 yang turun 21 persen (YOY). Sedangkan impor Maret 2016 turun 1,7 persen (YOY) dibanding impor bulan sebelumnya yang turun 8 persen (YOY).
Data ekspor impor Cina tersebut turut mengangkat pasar saham global tadi malam, terutama karena ditopang kenaikan harga komoditas logam. Indeks saham Eurostoxx di kawasan Eropa naik 3,3 persen di posisi 3.039,19. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,1 persen dan 1 persen di angka 17.908,28 dan 2.082,42. Harga minyak mentah tadi malam terkoreksi 1,5 persen di posisi US$ 41,55 per barel menyusul data cadangan minyak mentah di Amerika pekan lalu naik 6,6 juta barel menjadi 536,5 juta barel.
VINDRY FLORENTIN