TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Azis menanggapi desakan mundur yang dilontarkan oleh sejumlah kalangan karena namanya tercantum dalam dokumen milik firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca, yang dikenal dengan nama The Panama Papers.
"Apakah (masuk dalam) Panama Papers itu salah? Saya bersalah? Saya tidak bersalah. Yang menuntut orang tidak bersalah mundur itu yang salah," kata Harry dengan nada tinggi saat ditemui di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 13 April 2016.
Nada bicara Harry semakin tinggi ketika ditanya kenapa dia tidak melaporkan perusahaannya yang bernama Sheng Yue International Limited itu ke dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. "Tidak ada transaksi, nol. Apa saya laporkan harta nol saya ke LHKPN?" ujarnya.
Harry pun berujar, BPK tidak akan menelusuri nama-nama di dalam Panama Papers karena aset yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan cangkang (off-shore) itu bukanlah bagian dari keuangan negara. "Tanya dong ke Direktorat Jenderal Pajak, bukan kepada saya," tuturnya.
Beberapa hari terakhir, Harry Azhar menjadi sorotan publik setelah namanya muncul dalam Panama Papers. Dalam bocoran dokumen itu, Harry tercatat mendirikan Sheng Yue International Limited, perusahaan cangkang di British Virgin Islands.
Para pegiat transparansi pemerintahan, antikorupsi, dan akademikus pun mendesak mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golongan Karya itu untuk menjelaskan kepada publik mengenai temuan tersebut. Mereka juga menilai, Harry seharusnya mundur dari jabatannya sebagai Ketua BPK.
ANGELINA ANJAR SAWITRI