TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan tujuan peluncuran aplikasi untuk petani berfungsi memotong rantai tengkulak yang saat ini merugikan petani. "Di Brebes, harga jual petani hanya Rp 9.000, tapi di pasar mencapai Rp 30 ribu," kata Amran di kantornya, Selasa, 12 April 2016.
Amran mengatakan pemerintah saat ini berfokus menangani masalah tersebut. Menurut dia, Program Sinergi Aksi bertujuan memangkas rantai distribusi yang membuat biaya pengiriman melonjak.
Presiden Joko Widodo meluncurkan empat aplikasi di Brebes beberapa waktu lalu, yakni Petani, Tanihub, Lima Kilo, dan Pantau Harga. Semua aplikasi ini bentuk dari sinergitas sejumlah kementerian terkait.
Apalagi saat ini Kementerian Pertanian juga sedang bekerja sama dengan pemerintah Denmark untuk mengembangkan teknologi pertanian di Indonesia. Nantinya petani diharapkan lebih melek teknologi, sehingga harga bahan pokok lebih kompetitif.
Amran mengakui munculnya aplikasi itu tidak serta-merta memangkas tengkulak dan menaikkan kesejahteraan petani. Menurut dia, perlu tahapan agar tidak ada orang ketiga dalam distribusi bahan pokok.
Dari pantauan Arman di lapangan hari ini, harga beras di pasar tradisional cenderung turun. "Beras turun sedikit, tapi justru harga pokok penjualan (HPP) petani anjlok mencapai 20 persen."
Dia mengindikasi adanya anomali harga di lapangan. Harusnya, ketika harga HPP turun mencapai 20 persen, harga beras di pasar tradisional juga turun 15-20 persen. Hal ini diduga lantaran masih adanya tengkulak yang bisa memainkan harga di pasar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan peluncuran aplikasi itu diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami petani. Presiden menginginkan adanya peningkatan pendapatan petani.
AVIT HIDAYAT