TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk. berencana menyalurkan kredit usaha rakyat sepanjang tahun ini sebesar Rp 11,5 triliun. “Rp 11,5 triliun itu dana yang akan dikucurkan sekaligus target dari pemerintah,” ujar Suhardi Petrus, Sekretaris Perusahaan BNI, ketika dihubungi, Rabu, 30 Maret 2016.
Suhardi menjelaskan, dana tersebut akan disalurkan melalui dua cara. Pertama, melalui Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI dan yang kedua melalui kantor cabang BNI yang bisa melayani kredit. “BNI memiliki 51 SKC yang tersebar di Indonesia,” tuturnya.
Namun Suhardi mengungkapkan, hingga 28 Maret 2016, BNI baru gelontorkan dana sebesar Rp 2,4 triliun. Ia optimistis BNI dapat mencapai target karena syarat yang dikeluarkan pemerintah dirasa mudah.
Syaratnya, kata Suhardi, antara lain sudah memiliki izin usaha minimal 6 bulan, memiliki surat keterangan dari lurah dan camat setempat. “Yang paling penting ini tanpa jaminan dan di-cover asuransi tujuh puluh persen,” tuturnya.
BNI juga mengikuti program KUR pada tahun lalu. Pada 2015 Suhardi mengatakan bahwa target BNI tidak sebesar tahun ini, yakni Rp 3,2 triliun. Namun, dalam realisasinya, BNI hanya mampu mencapai Rp 3,04 triliun saja. Namun begitu, Suhardi mengklaim bahwa pengembalian dana kredit tahun lalu lancar.
Adapun pemerintah baru saja mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid XI pada Selada, 29 Maret 2016. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan ada empat poin dalam paket kebijakan teranyar itu, salah satunya soal Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang di antaranya berorientasi ekspor.
Dalam KUR ekspor, Darmin mengatakan, bunga yang diberikan sebesar sembilan persen untuk pelaku UMKM. Bantuan pembiayaan ekspor nantinya menyasar kepada UMKM yang langsung mengekspor barangnya atau bisa juga UMKM yang bekerja sama dengan perusahaan besar. "Perusahaan besarnya harus yang berorientasi ekspor juga," tuturnya.
BAGUS PRASETIYO