TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menolak berkomentar soal tawaran kerja sama Israel. "Saya tidak bisa berkomentar soal ini," kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo di Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.
Menurut Iman, Kementerian Perdagangan tak akan mendahului Kementerian Luar Negeri dalam menjalankan perundingan kerja sama dagang. "Saya mengikuti garis besar kebijakan luar negeri RI," ujarnya.
Hingga saat ini, Indonesia dan Israel belum memiliki hubungan diplomatis secara resmi. Kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Israel awal Maret 2016 pun belum membuahkan kesepakatan apapun.
Toh, hubungan antara kedua negara tetap berjalan, meski tanpa fasilitas pemerintah. Badan Pusat Statistik mencatat, sepanjang 2015, nilai impor barang Indonesia dari Israel US$ 77,7 juta. Angka tersebut naik cukup drastis dibandingkan dengan 2014 yang cuma US$ 13,89 juta. Beberapa jenis barang yang masuk ke Indonesia dari Israel adalah produk kimia, gula fruktosa, sirup, dan alkohol.
Sementara itu, ekspor Indonesia ke Israel tahun lalu nilainya mencapai US$ 116,7 juta. Ada ratusan komoditas Indonesia yang telah dikirim ke Israel, di antaranya crude palm oil (CPO), karet, dan printer.
Bagaimanapun, angka tersebut masih terbilang kecil dibandingkan dengan ekspor Indonesia ke negara lain. Pengiriman barang ke Cina, yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, misalnya, tahun lalu mencapai US$ 15,04 miliar.
Tak hanya angkanya yang masih minim, hubungan dagang Indonesia dengan Israel pun masih terbilang baru. Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo menyebut, perdagangan ekspor-impor Indonesia dengan Israel berlangsung sejak 2000. Sebab, sebelumnya, impor dari Israel dicatat dari Palestina. "Sekarang mengikuti tren dari Palestina dan negara-negara Arab sendiri. Begitu mereka sudah mengakui (Israel), ya kita ikut juga," katanya.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan beberapa wartawan Indonesia, termasuk Tempo, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sudah tiba waktunya bagi kedua negara mengubah relasi yang selama ini terhambat. “Sudah waktunya ada hubungan formal antara Indonesia dan Israel,” katanya di Yerusalem, Senin siang, 28 Maret 2016.
Netanyahu melihat ada banyak peluang kerja sama yang bisa dijalin antara Indonesia dan Israel. Bidang-bidang seperti teknologi air bersih dan pengolahan limbah adalah beberapa kelebihan Israel yang akan bermanfaat bagi Indonesia. Bidang lain, seperti teknologi informasi dan agrikultur, juga bisa dikembangkan bersama.
PINGIT ARIA