TEMPO.CO, Manado- Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang bakal menambah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum COCO (Company Owned Company Operated) pda tahun ini. Perbanyakan diperlukan untuk mempermudah distribusi produk bahan bakar minyak.
"Kemudahan memperoleh produk itu penting. Harga mahal muncul karena barangnya tak ada," kata Bambang di Manado, Sulawesi Utara, Ahad, 27 Maret 2017.
Bambang menjelaskan, saat ini ada 138 SPBU COCO dari total 5.400 SPBU di Indonesia. Penambahan stasiun pengisian dilakukan dengan tiga skema yakni dibangun oleh Pertamina, akuisisi dari pemilik swasta yang tak lagi mengelola SPBU, dan melalui perjanjian kerja sama operasional.
Selain penambahan SPBU, Bambang mengatakan Pertamina akan meresmikan SPBU kecil di kuartal tiga tahun ini. SPBU kecil dikelola oleh usaha kecil dan menengah dengan modal sekitar Rp 25 juta. Menurut dia, unit usaha SPBU kecil itu akan dinamai Garuda Emas.
Perluasan distribusi juga dilakukan ke Agen Premium, Minyak, dan Solar atau APMS. Bambang mengatakan Pertalite sudah dijual di APMS. Skema distribusi ini dilakukan untuk mengejar target perpindahan 30 persen pengguna Premium ke Pertalite sepanjang tahun ini. Hingga Maret 2016, 15 persen pengguna Premium sudah beralih ke Pertalite.
Bambang optimistis target tersebut terpenuhi. Sebab, pencampuran Pertalite dengan zat tambahan kini bisa dilakukan di kilang. Pencampuran di kilang membuat pasokan Pertalite melimpah. Sebelumnya, pencampurannya hanya dilakukan di depot.
Khusus di Indonesia bagian timur, Bambang mengatakan penjualan produk bahan bakar juga akan dilakukan dalam kemasan kaleng. "Supaya lebih mudah didapat," kata dia.
LINDA HAIRANI