TEMPO.CO, Mataram – Kementerian Pariwisata akan menanggung biaya penyelenggaraan Festival Pesona Tambora. Untuk itu, Kementerian akan menggelontorkan uang sebesar Rp 4,5 miliar dalam festival lanjutan setahun peringatan satu abad meletusnya Gunung Tambora di Kabupaten Dompu-Kabupaten Bima itu. Acara tersebut akan diisi 18 kegiatan atraksi petualangan dan pergelaran budaya pada Selasa, 22 Maret 2016.
Setelah tiga kali seminar wisata halal dan wisata bahari yang diadakan untuk memperkuat destinasi wisata, acara ini dijadwalkan akan dimulai dengan konser Purwacaraka, yang diramaikan artis Emilia Contessa bersama putrinya, Denada. Kegiatan lain di antaranya Festival Mbojo di Bima serta Tambora Bike, yang dipastikan diikuti 250 pesepeda gowes, yang mendaftar dalam waktu hanya dua jam saja.
Atraksi petualangan lain adalah Tambora Run, Tambora Ultra, ditambah petualangan Enduro-Trail, yakni berkendara motor dari 125 cc, 150 cc, hingga 250 cc, dari lembah Doro Ncanga hingga ketinggian pos III Tambora selama dua hari sejauh 250 kilometer.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh. Faozal memaparkan kegiatan tersebut sewaktu melaporkannya kepada Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, yang menghadiri konferensi pers di kantor Dinas. “Penyelenggaraan festival ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo setahun lalu,” tuturnya.
Festival Tambora ini juga melibatkan pasukan katak dan pasukan marinir TNI Angkatan Laut. Komandan Pangkalan Angkatan Laut Kolonel Marinir Rachmad Djunaidy mengatakan siap mengambil peran. Di antaranya melakukan terjun bebas dari udara menggunakan parasut. “Kami sudah berkoordinasi dengan Jakarta,” ucapnya. Pekan lalu, bupati se-Pulau Sumbawa juga telah melakukan perjalanan laut dari Sumbawa Besar ke Pelabuhan Calabai, Kabupaten Dompu, menumpang KRI Karang Pilang.
Penyelenggaraan Festival Tambora di Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, tersebut bertema “Samota untuk Wisata Maritim”. Acara ini dikaitkan dengan peluncuran program pengembangan kawasan ekonomi Teluk Saleh-Pulau Moyo-Tambora (Samota), yang memiliki potensi ekonomi sebesar Rp 11 triliun. Pada puncak acara, menurut Muhammad Amin, dijadwalkan peresmian pabrik gula terbesar di kawasan timur Indonesia. Pabrik gula itu diharapkan mampu menghasilkan 5.000 ton gula per hari dan meningkat menjadi 8.000 ton pada 2019.
SUPRIYANTHO KHAFID