TEMPO.CO, Malang - Pasar tradisional yang terus terimpit oleh keberadaan pasar-pasar modern tak hanya berdampak bagi para penjual di pasar tradisional itu. Perbankan juga terpengaruh terutama di program kredit untuk usaha kecil atau mikro.
Ini seperti yang diungkap Direktur Bisnis Mikro di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Satinder Pal Singh Ahluwalia, dalam wawancara yang dilakukan di Pasar Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad, 20 Maret 2016. "Saat sejumlah pasar tradisional berubah menjadi pasar modern, hal itu turut menggerus jumlah nasabah," katanya.
Padahal, Satinder menambahkan, dari unit usaha Danamon Simpan Pinjam yang fokus menyalurkan kredit ke sektor usaha mikro dan pertanian, sekitar 60 persen kreditnya disalurkan ke pedagang di pasar tradisional. Saat ini, Satinder menyebutkan, ada lebih dari 1,5 juta pengusaha mikro yang menjadi mitra dari unit usaha itu.
“Sektor mikro, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, memiliki peran penting, baik dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi maupun dalam penciptaan lapangan kerja,” kata Satinder, menjelaskan pentingnya fokus itu.
Sebagai satu cara untuk mempertahankan para nasabahnya itu, Danamon tengah menyiapkan teknologi dan infrastruktur guna mempercepat pelayanan. Danamon, kata Satinder, membangun sistem melalui telepon pintar untuk memasukkan data nasabah sehingga proses pengajuan kredit selesai dalam tempo 1-2 hari yang sebelumnya dibutuhkan waktu 2-3 hari.
"Teknologi siap dalam 18 bulan, sudah masuk roadmap," kata Satinder sambil menambahkan, “Pada periode ini Danamon tengah fokus menata manajemen dan efisiensi operasional.”
Sepanjang dua tahun terakhir juga, Satinder menuturkan, Danamon fokus ke sektor agrobisnis. Mereka menyalurkan kredit untuk nelayan di sektor ini. "Selama tiga bulan terakhir, penyaluran kredit nelayan sebesar Rp 5 miliar atau 3-4 persen penyaluran kredit," katanya.
Satinder berada di Pasar Karangploso yang juga sudah semimodern itu untuk pengundian program ‘Heboh 1 Miliar’ periode terakhir. Acara itu terangkai sebelumnya dengan Festival Pasar Rakyat di lokasi dan hari yang sama, yang digelar Danamon bekerja sama dengan Tempo Impresario.
Festival telah digelar Danamon sejak tahun lalu di sejumlah kota atau daerah dan merupakan bagian dari Kampanye Nasional Jelajah Pasar Rakyat Nusantara. Tujuannya adalah mempromosikan pasar rakyat di Indonesia, membuat mereka bisa tetap hidup, dan menjadi tujuan masyarakat berbelanja.
EKO WIDIANTO