TEMPO.CO, Jakarta - Memasang iklan di media online tidak bisa sembarangan. Agar iklan mampu menarik perhatian pembaca media online, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Salah satunya mengenai cara penyampaian.
"Beberapa cara penyampaian iklan tidak disukai pengguna media online," kata Media Director Lembaga Riset Global GfK, Robin Mulyadi, setelah memaparkan hasil riset mengenai konsumsi berita online di Menara Palma, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Maret 2016.
Baca Juga:
Robin mengatakan pengguna paling terganggu dengan intrusive ads (iklan yang muncul tanpa seizin pemilik website), iklan targeting, dan iklan mobile. Mereka dapat menoleransi iklan yang disampaikan melalui pesan elektronik dan iklan di mesin pencari.
Menurut Robin, iklan yang paling mengganggu, jika diurutkan, adalah intrusive ads, targeting ads, mobile ads, floating ads (iklan melayang), dan display ads (iklan bergambar di website), iklan pre-roll video, iklan di YouTube, dan iklan di media sosial.
GfK melakukan riset mengenai konsumsi berita online untuk Indonesian Digital Association (IDA). IDA menggandeng Baidu dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dalam proyek tersebut.
Ketua IDA Edi Taslim mengatakan hasil riset dapat dimanfaatkan praktisi marketing dan merek untuk menyuguhkan konten yang tepat di media online. "Mereka dapat berkomunikasi dengan target pasarnya melalui mode yang relevan," ucapnya.
Riset mengenai konsumsi berita online ini dilakukan di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Riset dilakukan selama sebulan, yakni Oktober-November 2015.
Sebanyak 1.521 panelis dilacak penggunaan perangkatnya dengan LeoRrace Software. Sedangkan 775 responden yang terdiri atas wanita dan pria berusia 13-55 tahun diminta menjawab pertanyaan tertulis serta saat bertatap muka.
Hasil riset menunjukkan pembaca berita online didominasi pria. Konsumsi berita sangat tinggi di masyarakat yang berumur 33-42 tahun dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.
Pria, orang-orang ekonomi tinggi, dan berusia lebih tua, lebih banyak mengkonsumsi isu politik, sosial, agama, teknologi, dan bisnis. Sementara perempuan, orang-orang dengan ekonomi rendah, dan kalangan usia muda, senang membaca topik hiburan dan gaya hidup. Isu-isu seperti politik dan sosial kebanyakan diakses sehari-hari, sedangkan hiburan untuk konsumsi mingguan atau bulanan.
Hasil riset juga menunjukkan telepon seluler paling banyak digunakan untuk mengakses berita online. Perangkat lain yang digunakan adalah komputer kantor dan laptop pribadi. Pengguna telepon seluler mengakses berita relatif stabil sepanjang hari. Sedangkan komputer banyak digunakan selama waktu kerja. Laptop dan tablet banyak sekali digunakan pada waktu malam.
Responden mengakses saluran multikonten untuk mencari berita. Contohnya mencari perkembangan terbaru terkait dengan berita nasional. Sementara itu, saluran dengan konten spesifik diakses untuk membaca berita dengan topik gaya hidup, selebriti, dan olahraga.
VINDRY FLORENTIN