TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan penguatan rupiah didorong meningkatnya aliran masuk modal asing, termasuk dari pasar saham. Pada Februari ini, BI mencatat nilai tukar rupiah menguat 3,09 persen ke level 13.372 per dolar Amerika Serikat.
"Dari sisi domestik, penguatan itu didorong persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," kata Tirta saat mengumumkan kenaikan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2016.
Menurut Tirta, persepsi positif dari investor tersebut didorong turunnya BI Rate. Selain itu, paket kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk memperbaiki iklim investasi mempengaruhi persepsi positif tersebut. "Serta implementasi infrastruktur yang semakin efektif," ujarnya.
Baca Juga: BI Rate Turun Menjadi 6,75 Persen
Selain itu, Tirta mengungkapkan, penguatan rupiah didorong oleh menurunnya transaksi valuta asing antarpenduduk. Turunnya transaksi valuta asing itu dipicu berlakunya PBI Kewajiban Penggunaan Rupiah. "Transaksi valas turun dari sebelumnya rata-rata US$ 7,3 miliar per bulan menjadi kurang dari US$ 3 miliar per bulan pada Januari."
Dari sisi eksternal, ujar Tirta, penguatan rupiah juga didukung semakin redanya risiko di pasar keuangan global. Hal itu sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter di beberapa negara maju. "Ke depan, BI akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya," ucapnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI