TEMPO.CO, Jakarta - Bank of Japan (bank sentral Jepang) mempertahankan suku bunga acuan pada angka -0,1 persen. Keputusan ini diambil dalam pertemuan pemimpin BoJ yang diadakan pada 14 – 15 Maret 2016.
Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg, BoJ menetapkan suku bunga acuan tidak berubah seperti angka yang ditetapkan pada 29 Januari 2016. Posisi bunga negatif ini turun 20 basis poin dari bulan sebelumnya.
Kepala Ekonom NLI Research Institute Yasuhide Yajima berujar, BoJ akan terus menunggu dan melihat perkembangan ekonomi. "Saya berharap pelonggaran (kebijakan moneter) lebih lanjut pada bulan Juli, ketika data harga-harga telah jelas ," dia memaparkan.
Sejak pertemuan terakhir BoJ pada 29 Januari lalu, data ekonomi Jepang telah menunjukkan momentum untuk pulih. Namun, keputusan BoJ mempertahankan suku bunga negatif menciptakan sentimen negatif di kalangan konsumen dan pedagang.
Namun BoJ beralasan, penurunan biaya pinjaman akan mendorong perusahaan meminjam uang dan merangsang konsumen untuk lebih banyak berbelanja. "Ini adalah manfaat mutlak yang akan meningkatkan daya beli," kata Jesper Koll, Kepala Jepang WisdomTree Investasi Inc di Tokyo.
BISNIS.COM