TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah mengalami penguatan dalam beberapa hari belakangan. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penguatan itu disebabkan kondisi ekonomi Amerika. "Karena ekonomi Amerika melemah lagi, kan kita menguat," ujar Kalla, Jumat, 11 Maret 2016, di kantor Wapres, Jakarta.
Kalla mengatakan sebenarnya rupiah cukup stabil terhadap mata uang lain selain dolar Amerika, misalnya dengan yen dan ringgit. Sedangkan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika disebabkan pelemahan ekonomi Amerika.
Namun Kalla menyatakan ada yang lebih penting dibanding penguatan rupiah terhadap dolar, yaitu menjaga kestabilan rupiah pada level tertentu.
Kestabilan ini penting agar ekspor dan impor tetap terjaga. "Kalau terlalu kuat, bisa impornya murah, nanti ekspornya turun. Jadi kita menjaga pada level yang stabil," tuturnya.
Dia menyebut nilai yang baik bagi rupiah ialah stabil di angka sekitar Rp 13 ribu per dolar Amerika. Di level tersebut, ekspor disebut bisa berkembang, sementara impor bisa terjaga karena nilai dolar tidak terlalu murah.
Nilai rupiah pada Jumat ini mencapai Rp 13.087 per dolar. Penguatan ini terjadi dalam beberapa hari belakangan. Bahkan, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 12.984 per dolar Amerika beberapa hari lalu.
AMIRULLAH