TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan produsen mebel dan kerajinan harus bisa mengikuti selera konsumen sesuai zaman. Ini dilakukan agar industri mebel bisa terus berkembang.
Menurut Kalla, selera konsumen senantiasa mengikuti tren. Ada zaman ketika orang suka perabot Jepara yang kursinya muat untuk dua orang, bahkan lebih.
Di lain waktu, kata Kalla, selera itu bisa berubah. "Jadi semuanya harus diikuti. Kesalahan kita adalah memaksakan selera kepada orang," kata Kalla saat membuka Indonesia International Furniture Expo 2016, Jumat, 11 Maret 2016, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Untuk tetap tumbuh, produsen juga harus tetap memperhatikan inovasi dan teknologi. Sebab, kata Kalla, konsumen membeli produk mebel dengan sejumlah alasan. Misalnya, produk itu terbukti bagus, desain yang aman, bahan yang kuat, serta pertimbangan harga.
Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Rudi Halim mengatakan sektor industri mebel dan kerajinan adalah penyumbang devisa negara. "Nilai ekspor pada 2015 mencapai US$ 1,9 miliar atau meningkat 1,3 persen dibanding 2014," ujar Rudi.
Menurut Rudi, potensi industri mebel dan kerajinan Indonesia masih cukup besar. Nilai pasar industri ini di dunia mencapai US$ 141 miliar. Dari jumlah itu, Indonesia baru berkontribusi 1,9 persen.
Rudi menyebutkan perkembangan industri mebel dan kerajinan dalam negeri cukup tertinggal dibanding negara lain, seperti Vietnam. Untuk itu, dia meminta perhatian pemerintah untuk mendukung pertumbuhan industri mebel dan kerajinan.
Bentuk dukungan yang dimaksudnya adalah menurunkan tingkat suku bunga perbankan, kebijakan upah, pemberantasan penyelundupan, serta menghapus kebijakan registrasi yang menghambat.
Lebih jauh, Kalla mengatakan pemerintah pasti memperhatikan industri mebel dan kerajinan. "Kalau ada industri yang paling diketahui atau dihayati oleh pemerintah, itulah furnitur. Sebab, tidak ada presiden yang berasal dari industri ini selain Pak Jokowi," tuturnya.
Karena itu, menurut dia, pemerintah bukan saja memberi perhatian, tapi juga sudah mendalaminya luar biasa. Contohnya, soal upah buruh. "Buruh memang ada masalah-masalah. Dengan formula-formula pengupahan yang diambil pemerintah, saya yakin tahun ini akan lebih stabil," ucap Kalla.
AMIRULLAH