TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang rebound terbatas di akhir pekan, setelah 3 hari perdagangan di awal pekan mengalami koreksi. IHSG diperkirakan bergerak pada support 4.770 dan resisten pada 4.820.
"Saham sektoral yang sensitif interest rate berpeluang melanjutkan rebound," kata David saat dihubungi pada Jumat, 11 Maret 2016. Salah satunya properti dan perbankan.
IHSG pada perdagangan Kamis, 10 Maret 2016, ditutup turun 0,37 persen atau 17,84 poin ke level 4.793,20. Pada pembukaan di hari yang sama, IHSG melemah 0,40 persen atau 19,36 ke level 4.791,68.
David mengatakan tekanan jual masih mendominasi perdagangan saham kemarin. Tekanan jual terutama melanda saham tambang, konsumsi, dan infrastruktur. Koreksi IHSG berkurang di akhir sesi akibat rebound saham Astra International Tbk (ASII) dan aksi beli saham sektor jasa konstruksi serta perkebunan.
Aksi ambil untung, menurut David, terutama dipicu oleh pemodal asing yang tercermin dari nilai penjualan bersih asing mencapai Rp 546,60 miliar. Imbasnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika kemarin menguat 0,80 persen di Rp 13.052.
Penyebab lain penguatan rupiah adalah penguatan mata uang emerging market mengantisipasi hasil pertemuan ECB. Hasilnya diprediksi akan meningkat jumlah alokasi program stimulusnya (bond-buying program) hingga Rp 75 miliar euro (US$ 82 miliar) setiap bulan.
Sementara itu, tadi malam, bursa global bergerak fluktuatif dan bervariasi. Indeks saham Eurostoxx di kawasan euro koreksi hingga 1,51 persen. Penurunan terjadi akibat pernyataan Presiden ECB Mario Draghi, yang mengindikasi tidak memungkinkan lagi dilakukan pemotongan tingkat bunga ke depan. Pernyataan ini membuat euro kembali menguat.
Pertemuan ECB tadi malam memutuskan bunga simpanan dipotong 10 bp menjadi minus 0,4 persen dan tingkat bunga acuan diturunkan menjadi 0 persen dari 0,05 persen sebelumnya. ECB juga menambah alokasi dana stimulusnya (bond-buying program/QE) sebesar 20 miliar euro menjadi 80 miliar euro (US$ 88 miliar) setiap bulannya.
Di Wall Street, indeks DJIA ditutup turun tipis 5,23 poin setelah sempat koreksi 178 poin, tutup di 16.995,13. Indeks S&P tutup flat di 1.989,57. Harga minyak melemah 0,89 persen di US$ 37,95/barel.
VINDRY FLORENTIN