TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Fauzi Ichsan mengatakan pemerintah menginginkan sektor riil tumbuh lebih pesat. Pertumbuhan sektor rill bisa meningkat apabila suku bunga turun.
"Selain itu, sektor riil bisa tumbuh lebih pesat jika nett interest margin (NIM) perbankan bisa diciutkan," ujar Fauzi seusai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Maret 2016.
Menurut Fauzi, arah suku bunga saat ini sudah jelas. Hingga kini, tren suku bunga terus menurun pasca-penurunan BI Rate. "Dengan kemungkinan bahwa bank sentral dunia tidak akan menaikkan suku bunganya secara agresif, otomatis ruang bagi kelonggaran kebijakan moneter ada," katanya.
Fauzi berujar itulah yang diinginkan pemerintah untuk dikoordinasikan dengan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu dimaksudkan agar proses penurunan suku bunga itu tidak sendiri-sendiri. "Ibarat orkestra."
Menurut Fauzi, dalam rapat koordinasi Kamis malam, memang ada beberapa pertimbangan, khususnya mengenai acuan dan target yang berbeda, yang dimiliki lembaga-lembaga tersebut. "Tapi tentunya arah suku bunganya turun," kata Fauzi.
Baca Juga: Analis: Kenaikan Cadangan Devisa Tak Signifikan
Dalam menurunkan NIM, ujar Fauzi, terdapat dua filosofi. Filosofi pertama adalah filosofi kompetisi di mana kompetisi dibiarkan marak sehingga NIM menciut. "Yang satu lagi berdasarkan regulasi. Kelihatannya, tidak akan regulasi. Lebih bagaimana caranya perbankan dikonsolidasikan."
Terkait dengan target single digit yang dipatok OJK di akhir tahun ini, Fauzi optimistis. Namun inflasi juga harus rendah, menyentuh angka lima persen atau di bawah lima persen. "Artinya, BI Rate bisa lebih rendah, dan suku bunga kredit juga bisa lebih rendah lagi," katanya.
Kamis malam, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution melakukan rapat koordinasi mengenai suku bunga perbankan. Dalam rapat itu, hadir Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Selain itu, hadir direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. Perwakilan dari Bank Indonesia serta OJK juga datang dalam rapat itu.
ANGELINA ANJAR SAWITRI