TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mencatat, selama Januari hingga Februari lalu, seluas 50.591 hektare tanaman padi terendam banjir. Dari jumlah tersebut, 8.940 hektare sawah padi mengalami puso.
Jumlah luasan banjir pada dua bulan itu mendekati luasan wilayah selama 12 bulan pada tahun lalu, yakni 67.171 hektare. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan puso terjadi karena banjir tidak menyebabkan sawah padi rusak semua.
"Puso bukan hilang. Kalau ada tanaman di lapangan, kami segera beri bantuan benih," kata Hasil di kantornya, Selasa, 2 Maret 2016. Benih tersebut dapat langsung disalurkan setelah ada jaminan dari kepala dinas.
Untuk mencegah kerugian, dia menyarankan para petani ikut asuransi pertanian. Jika benar-benar sawahnya terkena puso, petani bisa mendapatkan asuransi hingga Rp 6 juta per hektare. Jumlah tersebut untuk premi asuransi Rp 30 ribu.
Tahun ini tercatat luasan tanam padi 2,8 juta hektare atau naik dari sebelumnya 1,6 juta hektare. Selain banjir, luasan tersebut juga terkena serangan organisme pengganggu tanaman seluas 40 ribu hektare dan kekeringan 29 ribu hektare.
ALI HIDAYAT