TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Petroleum Association menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pemerintah guna menjaga industri minyak dan gas bumi di tengah tertekannya harga minyak.
President IPA Christina Verchere mengatakan siap bekerja sama dengan pemerintah merumuskan dan mengimplementasikan perubahan yang diperlukan. Hingga saat ini, pemerintah belum mengeluarkan opsi resmi yang membantu industri hulu percaya diri melewati merosotnya harga minyak.
Pasalnya, selain dihadapkan dengan kenyataan bisnis yang kurang menguntungkan, rendahnya harga juga akan mendorong tipisnya ketahanan energi nasional. “Kami juga berharap untuk bekerja sama dengan pemerintah dan merumuskan inisiatif lain agar industri migas bisa tetap mempertahankan kontribusinya dalam ketahanan energi di tengah situasi yang kurang menguntungkan,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa, 1 Maret 2016.
Tren penurunan harga minyak mentah secara drastis, sejak pertengahan 2014 hingga menyentuh level US$ 32 per barel pada awal Februari 2016, telah menjadi tantangan berat bagi industri minyak dan gas bumi (migas).
Chairperson IPA CONVEX 2016, Marudut Manullang, mengatakan dialog dengan para pemangku kepentingan sangat penting untuk menghadapi tantangan dan masa depan industri migas. Hal itulah yang akan menjadi fokus utama dalam acara The 40th Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA CONVEX) 2016, yang akan diselenggarakan pada 25-27 Mei 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
IPA CONVEX akan mengangkat tema “Shifting Paradigms in Indonesia. Supplying Energy in the New Reality”.
"Kami menyadari pentingnya dialog seluruh pemangku kepentingan untuk menemukan kesamaan pandangan. Terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan industri minyak dan gas di Tanah Air yang semakin berat, sekaligus menemukan solusinya,” kata Christina.