TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menandatangani perjanjian kerja sama untuk proyek Palapa Ring Paket Barat. Proyek ini dijalankan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
Rudiantara, yang berperan sebagai penanggung jawab proyek kerja sama, juga menandatangani perjanjian penjaminan dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia untuk proyek senilai Rp 1,28 triliun ini. Kerja sama tersebut merupakan yang pertama dalam sektor telekomunikasi dengan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment.
Skema ini merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsesi berdasarkan ketersediaan layanan infrastruktur yang dibangun badan usaha. "Proyek ini akan menjangkau dan meningkatkan akses informasi bagi masyarakat lebih luas," ujarnya di Kementerian Keuangan, Senin, 29 Februari 2016.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan proyek ini menolong anggaran negara karena tak menggunakan belanja modal. "Ini juga menambah aset negara karena segala yang dibangun dari KPBU jadi milik negara," ucapnya.
Ia mendorong kementerian lain melakukan skema ini. Selain meringankan anggaran, skema ini bisa meningkatkan daya saing badan usaha milik negara. Menurut Bambang, skema ini merupakan alternatif pembiayaan proyek infrastruktur.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, belanja infrastruktur tercatat sebesar Rp 4.796 triliun. Anggaran negara dan anggaran daerah hanya menanggung Rp 2.817 triliun. "Sisanya perlu ditanggung swasta dengan skema KPBU," tuturnya.
Proyek Palapa Ring adalah salah satu upaya pemerintah membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik. Proyek ini akan membangun infrastruktur jaringan serat optik nasional di daerah nonkomersial demi pemerataan akses pita lebar.
Proyek ini dibagi menjadi tiga paket. Pertama, Paket Barat, yang menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau sampai Pulau Natuna dengan total panjang serat optik 2.000 kilometer. Kedua, Paket Tengah, yang menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara sampai Kepulauan Sangihe-Talaud dengan total panjang kabel serat optik 2.700 kilometer.
Terakhir, Paket Timur, yang menjangkau Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua sampai pedalaman Papua dengan total panjang kabel serat optik 6.300 kilometer.
TRI ARTINING PUTRI