TEMPO.CO, Jakarta - PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) berencana membeli kembali saham sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (buyback). Direktur Plaza Indonesia Lucy Suyanto optimistis langkah ini dapat mengurangi dampak dari pasar yang berfluktuasi signifikan.
"Sehingga dapat mencerminkan pencapaian kinerja perseroan yang lebih baik lagi ke depannya," kata Lucy dalam keterbukaan informasi di BEI pada Jumat, 26 Februari 2016. Pembelian saham akan dilakukan mulai 26 Februari hingga 25 Mei 2016.
Lucy menjelaskan, perseroan telah menyediakan dana cadangan dengan jumlah paling banyak Rp 702,9 miliar. Emiten berkode PLIN ini akan membatasi harga pembelian saham kembali maksimal Rp 3.300 per lembar.
"Jumlah nilai nominal pembelian saham kembali sebanyak-banyaknya 6 persen dari modal disetor dan ditempatkan dalam perseroan 213 juta saham," ucapnya.
Saham PLIN termasuk saham yang tidak aktif diperdagangkan. Sejak akhir Desember 2015 hingga Jumat pekan lalu, harga sahamnya stagnan di posisi Rp 4.000 per lembar dengan total transaksi hanya 600 lembar.
Pembelian saham kembali ini, menurut Lucy, tidak akan mempengaruhi kinerja perseroan. Sebab, perseroan telah memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usaha. "Perseroan memperkirakan tidak ada dampak terhadap penurunan pendapatan atas pelaksanaan pembelian saham kembali," ujarnya.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) juga berencana melakukan pembelian kembali sahamnya. Sekretaris Perusahaan BTPN Anika Faisal menuturkan pembelian itu akan dilakukan selama tiga bulan terhitung sejak 23 Februari 2016.
“Kami siapkan dana Rp 535,5 miliar untuk membeli paling banyak 150 juta lembar saham atau sekitar 2,75 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh," katanya. Anika berujar, dana pembelian kembali ini dianggarkan dari saldo laba per 30 September 2015 yang tercatat Rp 11,52 triliun.
Penurunan indeks harga saham gabungan yang terjadi sejak tahun lalu, ujar dia, membuat kinerja saham perseroan turun drastis. Adapun saat ini saham BTPN ada di kisaran 2.400 per lembar. Menurut dia, langkah ini bisa membuat struktur permodalan lebih efisien. Selain itu, pengelolaan kelebihan arus kas juga akan lebih mudah. “Untuk pembelian kembali ini, kami menunjuk Trimegah Securities sebagai penjamin efek.”
BTPN, menurut Anika, berencana menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk jangka waktu maksimal tiga tahun. Namun mereka juga sewaktu-waktu dapat melakukan pengalihan sesuai dengan peraturan BEI.
SINGGIH SOARES | FAIZ NASHRILLAH