TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan target utama bank sentral bukan menurunkan net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih, tapi menekan bunga kredit. “Karena setelah bunga dana turun, biaya overhead turun. Biaya pencadangan, kredit bermasalah, dan bunga kredit pun bisa turun,” katanya di Kantor BI, Jakarta, Senin, 22 Februari 2016.
Menurut Mirza, jika ada segmen kredit yang pasarnya kurang kompetitif, kompetisi di sektor itu harus didorong. Pasar kredit sangat beragam, seperti sektor korporasi; usaha mikro, kecil, dan menengah; pemilikan rumah; atau konsumtif. "Di setiap sektor harus ada kompetisi yang tinggi," ujarnya. Persaingan bunga kredit itu diharapkan mampu menekan bunga pinjaman lebih cepat."
Untuk menekan bunga kredit, hal lain yang dilakukan adalah menurunkan tingkat inflasi dan biaya overhead. Mirza mengatakan, di Filipina, rasio biaya overhead lebih rendah dibanding Indonesia. Namun ia optimistis Indonesia bisa menurunkan biaya overhead dengan menciptakan iklim usaha yang kompetitif. Stabilitas makro juga terus dijaga karena berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Mirza menyebutkan, ada dana-dana pemerintah yang mensyaratkan bunga deposito tinggi. Padahal dana APBN harus dialokasikan ke proyek infrastruktur. Jika untuk sementara dana disimpan di rekening perbankan, diharap tidak meminta bunga tinggi. “Jangan minta bunga tinggi karena dana itu tidak sama dengan dana swasta di rekening perbankan,” katanya.
DANANG FIRMANTO