TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 7.000 hektare area pesawahan di empat kabupaten di Jawa Barat dipastikan mengalami gagal tanam.
Kepala Dinas Pertanian Jabar Diden Trisnadi mengakui curah hujan tinggi menjadi salah satu penyebab ribuan hektare sawah di Jabar terendam air. Menurutnya data per 15 Februari menunjukan lahan terendam terjadi di Majalengka 184 Ha, Cirebon 378 Ha, Subang 597 Ha dan Indramayu 5.891 ha.
"Lagi-lagi daerah yang paling banyak mengalami hal ini (terendam air) adalah Indramayu yang salah satunya karena tanggul jebol beberapa waktu lalu," katanya di Bandung, Kamis (18 Februari 2016).
Meski terkena dampak, sebagian besar padi yang terendam air berusia muda sehingga hanya disebut sebagai gagal tanam karena rata-rata usianya baru 0-60 hari."Tidak ada yang puso, hanya gagal tanam saja," katanya.
Saat ini, pihaknya terus memantau kondisi ketinggian air di sawah yang terendam. Jika volume air sudah berkurang maka akan langsung dilakukan penanaman kembali. Sambil menunggu air surut, Distan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait pengadaan bantuan benih padi bagi para petani.
Selain dari Sungai Citarum, dia menjelaskan Indramayu mendapat pasokan air yang cukup berlimpah dari Cimanuk.Melihat kondisi tersebut, Diden berharap keberadaan Waduk Jatigede bisa berfungsi optimal untuk mencegah banjir di daerah yang menjadi salah satu lumbung padi nasional tersebut.
Pihaknya juga ingin fungsi Bendung Rentang sebagai pengatur pasukan air bagi irigasi di Indramayu dapat lebih maksimal."Jika keduanya sudah berfungsi dengan baik maka bisa mengatur pasokan air bagi Indramayu," ujarnya.
Menurutnya, penyebab lain pesawahan terendam bisa karena luapan air dari saluran tersier irigasi yang tersumbat sampah. Karenanya, Pemprov bekerjasama dengan TNI dan masyarakat untuk membantu membersihkan saluran irigasi.
Sementara, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat menilai untuk mengendalikan puso semestinya pemerintah bertindak lebih antisipatif.
Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan selama ini pemerintah bertindak untuk mengantisipasi puso atau gagal panen secara mendadak serta menggunakan cara yang sama setiap tahunnya."Cara-caranya pasti sama seperti dengan menyedot air, dan sistem jajar legowo," katanya.