TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut baik penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Menurut dia, pelonggaran tersebut sesuai dengan harapan pemerintah selama ini. "Keinginan kami itu untuk memberikan sistem keuangan lebih efisien," katanya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.
Meski demikian, penurunan suku bunga acuan yang dilakukan bukan berarti atas desakan pemerintah. Kalla mengatakan pemerintah tidak mencampuri kapan Bank Indonesia mesti menurunkan suku bunga acuan. Namun, bila melihat aturan yang ada, kata dia, Bank Indonesia mesti mendengarkan kebijakan umum perekonomian pemerintah.
Hari ini Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan dari sebelumnya 7,25 persen menjadi 7 persen. Sebelumnya, pada Januari lalu, BI Rate turun sebesar 25 basis point. BI menilai penurunan ini dilakukan lantaran prediksi inflasi yang dinilai akan rendah pada tahun ini. Bank Indonesia memprediksi inflasi tahun ini ada di kisaran 4 persen plus-minus 1 persen.
Kalla menambahkan, tingkat suku bunga di Indonesia masih terlalu tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Ia berharap penurunan suku bunga bisa optimal dan bersaing dengan negara lain. Khusus suku bunga pinjaman perbankan, ujar dia, pemerintah ingin berada di level satu digit.
"Jadi target kami tahun depan 7 persenlah. Harus itu," katanya. Dengan semakin bersaingnya suku bunga di Indonesia, Kalla berharap ekonomi bisa bergerak lebih baik.
Pemerintah tengah menyiapkan skema yang pas untuk mendorong penurunan suku bunga pinjaman di sektor perbankan. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan akan membentuk tim agar realisasi penurunan suku bunga di perbankan bisa segera terealisasi. "Kami akan bentuk tim mengkaji berapa (penurunan) suku bunga," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN