TEMPO.CO, Jakarta - Analis Ekonomi First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan melaju ke zona hijau.
Penguatan itu, menurut David, menyusul rendahnya risiko pasar saham global dan kawasan, serta ditopang dengan kembali naiknya harga minyak mentah di angka US$ 30,56 per barel.
"Rendahnya risiko pasar saham global dan kawasan juga ditopang dengan kenaikan kembali harga minyak mentah, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.740 hingga 4.820 dan berpeluang menguat," kata David dalam siaran tertulisnya, Kamis, 18 Februari 2016.
Selain itu, David menambahkan, sentimen positif pemicu kenaikan IHSG datang dari domestik. Fokus pasar akan tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang diperkirakan akan memangkas kembali BI Rate 25 bp menjadi 7 persen untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
Pada perdagangan kemarin, Rabu, 17 Februari 2016, IHSG bergerak konsolidasi ditutup menguat terbatas 20,503 poin (0,43 persen) di 4.765,507. Perdagangan lebih didominasi saham-saham lapis dua, terutama yang bergerak di sektor konsumsi, properti, dan perdagangan retail.
"Pelaku pasar saat ini tengah menanti hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diperkirakan akan menurunkan BI Rate sebesar 25 bp dari posisi saat ini di 7,25 persen," kata David.
Dari sentimen kawasan Asia, aksi beli tertahan menyusul melemahnya mata uang emerging market terhadap dolar Amerika, termasuk nilai tukar rupiah, yang melemah 0,84 persen di Rp 13.507. Pelemahan ini merupakan imbas dari langkah People’s Bank of China yang memangkas kembali kurs referensi yuan 0,16 persen kemarin.
Adapun bursa saham global tadi malam melanjutkan tren penguatannya. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 2,7 persen di 2.897,72.
Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 1,6 persen dan 2,2 persen di 16.453,83 dan 1.926,82. David berujar penguatan tersebut telah terjadi dalam tiga hari berturut-turut.
Sementara itu, selain penguatan harga minyak sebesar 5,23 persen di US$ 30,56 per barel, kata David, pasar merespons positif data ekonomi Amerika yang keluar.
Indeks PPI Januari 2016 di Amerika naik 0,1 persen (MoM) di atas perkiraan turun 0,2 persen. Aktivitas pabrikan di Amerika Januari lalu juga mengindikasikan pertumbuhan. Hal tersebut tecermin dari produksi industri Januari tumbuh 0,9 persen (MoM) di atas perkiraan tumbuh 0,3 persen (MoM).
DESTRIANITA K.