TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam mencetak dan memasarkan emas batangan bermotif batik. Ada empat motif batik yang menjadi andalan penjualan emas batangan di Yogyakarta, yaitu motif kawung, sido mukti, parangan, dan mega mendung.
Perusahaan itu membuka butik emas ke-13 dan pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 16 Februari 2016. Tepatnya berada di Jalan Laksda Adisucipto Nomor 26, Yogyakarta. "Kami menawarkan investasi berupa emas batangan. Ada yang bermotif batik," kata Agus Zamzam Jamaludin, Direktur Operasi Antam di Yogyakarta, Selasa, 16 Februari 2016.
Butik emas logam mulia (LM) 999,9 di Yogyakarta merupakan butik ke-13 yang dibuka. Sebelumnya, butik yang sama sudah dibuka di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Bali, Semarang, Palembang, dan sejumlah kota besar lainnya.
Emas batangan bermotif batik itu memang sudah diluncurkan pada 16 Desember tahun lalu. Pangsa pasar penjualan emas batangan bermotif batik untuk di Yogyakarta diprediksi sangat terbuka mengingat masyarakat suka berinvestasi emas dan suka motif batik.
"Emas batik merupakan produk emas batangan yang dicetak bermotif batik Indonesia yang merupakan representasi budaya nasional," kata Agus.
Dia mengimbuhkan pembukaan butik logam mulia di Yogyakarta ini akan menambah gairah orang berinvestasi emas. Memang banyak orang yang berinvestasi melalui berbagai sektor. Namun investasi emas batangan ini menawarkan alternatif yang menarik dalam dunia investasi.
Volume penjualan emas di perusahan terbuka ini naik tajam pada 2015, yaitu mencapai 14.179 kilogram. Pada 2015 volume penjualan emas Antam naik tajam sebesar 42 persen dibandingkan 2014.
Otomatis, kata Agus, pendapatan perusahaan juga naik tajam, yaitu mencapai Rp 7,31 triliun; atau naik 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Antam memproduksi emas dari Pongkor dan Cibaliung.
Selain itu, Antam memurnikan emas dari pihak ketiga di seluruh Indonesia melalui unit bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia. Antam merupakan satu-satunya pemegang sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) di Indonesia.
Menurut General Manager Logam Mulia Business Unit Dody Martimbang, setelah pembukaan butik logam mulia di Semarang, peminat banyak yang datang dari Yogyakarta. Jadi pembukaan butik di Yogyakarta merupakan potensi besar untuk mengembangkan bisnis dan investasi masyarakat terhadap emas batangan.
"Nilai emas akan terus naik meskipun rupiah melemah," katanya.
Seniman dan budayawan Didik Nini Thowok yang hadir dalam pembukaan butik mengaku senang berinvestasi emas. Sebab, selain menguntungkan, berinvestasi emas menjadi tradisi turun-temurun dari keluarganya. "Dari mbah-mbah saya, kalau menabung, ya, menabung emas. Itu sudah tradisi," katanya.
Apalagi, saat ini sudah ada emas batangan bermotif batik yang merupakan milik Indonesia. Tidak ada emas bermotif batik di dunia kecuali di Indonesia. Harga emas batangan bermotif batik lebih mahal sedikit dari emas batangan lainnya. Jika emas batangan per 10 gram dijual Rp 5.320.000, emas batik dijual Rp 5.770.000 per 10 gram.
Emas batangan bermotif batik itu dijual dengan berat bervariasi, yaitu 10 gram dan 20 gram. Investasi emas batangan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan emas perhiasan.
MUH SYAIFULLAH