TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arief Wibowo mengatakan Bandara Pondok Cabe memenuhi syarat komersial untuk digunakan Garuda melayani para penumpang terutama untuk pesawat tipe ATR 72-600 dengan kapasitas 70 kursi.
Arief juga mengaku sudah mendapat dukungan dari pemerintah. “Pak Menteri Perhubungan juga memberikan dukungan penuh terutama bagaimana cara mengelolanya, karena aspek teknis sudah kami bahas,” kata dia di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 12 Februari 2016.
Saat ini, kata Arief, sedang ada pembicaraan tripartit antara Garuda, Pertamina, dan Angkasa Pura untuk membahas pengelolan Bandara Pondok Cabe. Pembicaraan itu di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan. Namun ia menilai manajemen pengelolaan bandara itu bisa dilakukan Angkasa Pura II. “Itu sedang dibahas di level koordinasi di Kementerian BUMN,” kata dia.
Menurut Arief, Bandara Pondok Cabe bisa digunakan oleh Garuda, Pelita Air, atau pesawat komersial lainnya. Tetapi dia meminta publik harus realistis mengetahui kapasitas dan jenis pesawat yang sesuai dengan kondisi bandara itu.
Arief menyebutkan rencananya Bandara Pondok Cabe akan melayani penerbangan ke delapan kota, yakni Pangkalan Bun, Lumbuk Linggau, Palembang, Tanjung Karang, Semarang, Ketapang, Yogyakarta, dan Cilacap. Ia juga akan mempertimbangkan bandara yang menjadi basis operasional Pertamina, seperti Cepu.
Menurut Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, pengelolaan lapangan terbang itu oleh Garuda mampu menyumbangkan pendapatan Rp 40-50 miliar per tahun. Menurut dia bandara yang dimiliki anak usaha Pertamina, PT Pelita Air, itu mempunyai lahan seluas 170 hektare dengan panjang lintasan 2.200 meter. Kapasitas parkir bisa menampung 20 pesawat dan disediakan untuk slot 30 pesawat per hari.
DANANG FIRMANTO