TEMPO.CO, Denpasar - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meluncurkan program Clean Energy Center of Excellence (CoE) atau Pusat Keunggulan Energi Bersih Indonesia. CoE yang ditempatkan di Bali ini menjadi pusat terpadu penelitian, pengembangan hingga fasilitasi investasi.
"CoE akan menjadi kanal penghubung untuk mewujudkan sistem energi bersih yang berkelanjutan," kata Menteri ESDM Sudirman Said pada acara Bali Clean Energy Forum (BCEF), di Nusa Dua, Bali pada 11 Februari 2016.
Program CoE menjadi pendukung utama percepatan pengembangan energi terbarukan menjadi 23 persen dalam komposisi energi nasional tahun 2023.
Bali dilpilih karena sudah menjadi tempat pertemuan dari berbagai pihak yang berkepentingan terhadap agenda ini. “Untuk 4 tahun ke depan, CoE akan berfokus pada dukungan pembangunan ketenagalistrikan 35 MW dimana 25 persennya atau sekitar 8,8 GW berasal dari energi terbarukan,” ujar Sudirman.
Pada saat pembukaan BCEF, Sudirman menyatakan, acara itu merupakan tahapan yang penting dalam merealisasikan cita-cita pengembangan energy bersih dan terbarukan. “Diperlukan kerja sama antar berbagai bangsa karena tidak mungkin ada satu negara yang mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri,” ujarnya.
Acara ini dihadiri sebanyak 1.200 lebih peserta dari 26 negara. Selain konferensi acara juga ditandai dengan pertemuan bisnis dan pameran dimana sudah ada kesepakatan investasi senilai Rp 47 triliun. “Diharapkan akan menyerap tenaga kerja lebih dari 18 ribu orang ,” ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membuka forum internasional itu menegaskan, energi merupakan bagian penting dalam aktivitas mendorong pembangunan semua bangsa.
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang lengkap dan sangat besar namun membutuhkan teknologi yang dapat memanfaatkan dengan tetap menjaga lingkungan. “Di forum ini, semua pihak bisa berbagi pengalaman dan dorongan untuk bekerja sama,” ujarnya.
ROFIQI HASAN