TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan banyak industri baru yang justru membuka lapangan kerja. Hal ini ia sampaikan untuk menampik isu pemutusan hubungan kerja di sektor industri.
Saleh mengakui memang ada industri yang melakukan efisiensi. Namun lapangan pekerjaan yang tersedia juga masih banyak.
Baca Juga:
Dari data yang dimiliki Kementerian Perindustrian, banyak industri yang membuka lapangan pekerjaan antara lain industri otomotif. Tak hanya itu, beberapa tenaga kerja bahkan dikirim ke Jepang untuk dididik menjadi tenaga ahli.
Untuk sektor farmasi, Saleh juga mengaku tidak mendengar adanya PHK. Ia justru mempertanyakan sumber datanya. "Untuk industri farmasi yang ditanyakan datanya mana, tolong disampaikan, kalau bisa by list perusahaan dan karyawannya, jangan baru sekadar info baru yang jadi liar," kata Saleh di Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurut Saleh, di beberapa daerah seperti di Boyolali, masih kesulitan tenaga kerja. "Sebenarnya lowongan pekerjaan yang ada masih sangat banyak." Karena itu, ia meminta agar publik melihat hal ini secara berimbang.
Baca: BPS: Pengusaha Sulit Merespons Survei Perusahaan
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada 2015, ada 40 perusahaan yang masih membutuhkan 184 ribu tenaga kerja. Sementara itu, tenaga kerja yang berhasil direalisasikan baru 21 ribu. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak lowongan pekerjaan yang tersedia.
Salah satu faktor kurang terserapnya tenaga kerja, menurut Kepala BKPM Franky Sibarani, karena kurangnya sinergitas dalam penyaluran tenaga kerja. Misalnya, di Semarang perekrutan tenaga kerja banyak yang berasal dari Wonogiri. Sedangkan di daerah tersebut merekrut Boyolali. Untuk itu, akan dikoordinasikan untuk menyediakan tenaga kerja di daerahnya terlebih dahulu.
"Nanti kita sinergikan dari tiga lembaga ini, akan kita paparkan, apa yang sebetulnya terjadi dan berapa total tenaga kerja yang dibutuhkan di 2016," ujar Franky.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI