TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Bidang Ketahanan Informasi Desk Cyber Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Kun Arief Cahyantoro memprediksi penggunaan telepon seluler akan meningkat dibanding komputer untuk transaksi jual beli online (e-commerce). “Saat ini penetrasi seluler Indonesia melebihi rata-rata dunia dan negara di Asia Tenggara,” kata dia di kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Selasa, 9 Februari 2016.
Arief menyebut data tahun lalu rata-rata penetrasi seluler di dunia sebesar 98 persen. Penetrasi seluler di Asia Tenggara sebesar 119 persen. Sementara Indonesia sudah mencapai 121 persen. Ia juga memperediksi adanya peningkatan transformasi bisnis menggunakan telepon seluler sebesar 18,6 persen pada 2016.
Lebih lanjut Arief mengatakan sebesar 60 persen pengguna internet di dunia pada 2015 didominasi penduduk berusia 25-29 tahun. Ia menilai pasar untuk perdagangan online sangat potensial. Potensi nilai transaksi dari bisnis online di Indonesia, kata dia, bisa mencapai US $ 20-28 miliar pada 2016.
Salah satu pendiri situs jual beli online Bukalapak.com Muhamad Fajrin Rasyid menuturkan pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) di Indonesia sudah banyak yang menggunakan fasilitas situs jual beli online. Ia menyebut sedikitnya ada 600 ribu UKM yang memanfaatkan situs tersebut.
Menurut Fajrin era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bisa menjadi peluang bagi sektor UKM untuk bersaing. Bahkan sudah ada sekitar 2,5 juta penduduk yang menggunakan situs Bukalapak untuk bertransaksi pada 2015. Ia menilai mayoritas UKM yang menjual produknya ke Bukalapak tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. “Semakin banyak penjual yang upload, semakin bersaing,” kata dia.
DANANG FIRMANTO