TEMPO.CO, Jakarta - Pecinta sepeda motor gede (moge), Chris Salam, mengaku kecewa dengan hengkangnya keagenan moge Harley Davidson yang berada di bawah naungan PT Mabua Harley Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia. "Yang saya sayangkan, Mabua ini sudah lama bermain di pasar Indonesia, yakni sejak 1998-an," ucap Chris saat dihubungi Tempo, Senin, 8 Februari 2016.
Aktor Indonesia pada dekade 1980-an ini mengatakan tidak masalah atas lepasnya keagenan Harley dari Indonesia, asalkan ketersediaan spare part, bengkel, dan tenaga ahli masih memadai. Ia mengaku masih mengandalkan bengkel nonresmi yang mempunyai tenaga ahli dalam bidang moge.
Baca: Mabua Tutup, Komunitas Moge Sulit Cari Suku Cadang
Untuk kebutuhan spare part Harley miliknya, Chris mengaku bisa membelinya di Singapura atau Malaysia. "Saya bisa beli dan bawa dari sana."
Namun Chris tidak terlalu khawatir mengingat ia bukan penggemar moge yang bermain pada satu merek tertentu. Chris mengaku mengoleksi moge lebih dari satu dan tidak hanya satu merek. Jika masalah ini tidak bisa diatasi, Chris tidak akan banyak mengandalkan merek Harley Davidson.
"Sepeda motor Harley hanya dipakai untuk jalan yang pendek-pendek saja, misalnya untuk di wilayah dekat rumah atau buat pajangan. Tapi, kalau untuk touring, saya pakai merek lain saja. BMW ada, Honda ada," tutur adik artis senior Roy Marten ini.
LARISSA HUDA