TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membidik laba bersih naik dua digit kendati anjlok pada 2015 lalu. Tahun lalu, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 15,9 persen, dari Rp 10,8 triliun pada 2014 menjadi Rp 9,1 triliun.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, menyatakan target tersebut dibuat dengan mempertimbangkan ekonomi nasional tahun ini akan pulih. Selain itu, program percepatan penyerapan anggaran pemerintah turut mendongkrak kinerja perseroan. "Kenaikannya kami perkirakan di belasan (persen)," ujar Achmad
Baiquni mengatakan ekspansi kredit akan mendorong pertumbuhan laba perusahaan. Tahun ini, penyaluran kredit ditargetkan naik 16-18 persen. Sektor pendorong pertumbuhan kredit berasal dari bidang infrastruktur dan perdagangan. Proyek infrastruktur yang disasar BNI adalah jalan tol dan pembangkit listrik. "Kami berharap kredit infrastruktur turut mendorong sektor lain tumbuh," ucap dia.
Direktur Treasury dan Internasional BNI, Panji Irawan, mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 65-70 triliun dari dana pihak ketiga. Untuk mencapai angka tersebut, BNI mengharapkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar Rp 5 triliun setiap bulan. "Untuk menjaga likuiditas, kami berencana keluarkan negotiable certificate of deposit and bond," katanya.
SINGGIH SOARES