TEMPO.CO, Pekanbaru - Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan perhatian lebih bagi Provinsi Riau untuk mengembangkan ekonomi lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal itu dilakukan menyusul lemahnya harga minyak dunia dan minyak kelapa sawit (crude palm oil) di pasar dunia, yang berdampak pada penurunan perekonomian masyarakat Riau.
"Riau jadi salah satu daerah terdampak pelemahan ekonomi menyusul turunnya harga CPO dan minyak," kata pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, Kamis, 4 Februari 2016.
Menurut Arsyadjuliandi, sebagai lembaga yang ditunjuk negara dalam pengembangan KUR, Bank BRI memberikan kesempatan bagi Riau untuk mengembangkan sektor usaha masyarakat sampai industri hilir.
Arsyadjuliandi menyatakan berbagai sektor usaha berpeluang memperoleh bantuan KUR, baik itu pertanian, peternakan, pedagang kecil, dan pengembangan industri hilir. Tidak hanya itu, Bank BRI juga membantu pemasaran produk usaha dari Riau melalui akses debitur dan nasabah Bank BRI.
"Mereka juga akan bantu pemasarannya," kata Arsyadjuliandi, selepas pertemuan dengan Bank BRI.
Namun pemerintah Riau belum menghitung berapa nominal yang dibutuhkan. Hanya saja, kata Arsyadjuliandi, pemerintah daerah diminta secepatnya mengusulkan nilai kredit yang bakal dikucurkan untuk Riau karena provinsi lain sudah mulai mengajukan.
"Yang jelas kami diminta jangan sampai telat dari daerah lain," katanya.
RIYAN NOFITRA