TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi akan mengganti uang kartal yang rusak dan lusuh dengan uang baru. Untuk wilayah terdepan, terluar, dan terpencil, masih banyak masyarakat menggunakan uang yang tidak layak edar."Kami musnahkan, mengganti uang tidak layak melalui perbankan, lalu ditukar lagi dengan uang baru keluar dari percetakan," katanya di Bank Indonesia, Selasa, 2 Februari 2016.
Penggantian uang yang tidak layak bisa dilakukan melalui setoran dari nasabah ke bank. Setelah itu, kata Suhaedi, bank akan menyetorkan uang yang sudah rusak dan lusuh itu kepada BI, lalu dipilah sesuai dengan kondisi uang tersebut. Uang yang tidak layak dan rusak akan diganti BI dan diberikan kepada bank sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Suhaedi berkomitmen peredaran uang di Indonesia harus memenuhi standar kelayakan. Ia menetapkan standar 8 untuk uang kartal yang beredar tahun ini. Dia mengakui pihaknya sudah memiliki mesin yang bisa menentukan kelayakan uang dengan standar 8 tersebut. Salah satu indikator menentukannya adalah melihat kondisi nyata uang tersebut.
Suhaedi mengatakan uang baru yang akan beredar juga untuk memenuhi kebutuhan semua anjungan tunai mandiri (ATM) bank di Indonesia. Selain melalui perbankan, BI memberikan layanan cash keliling ke daerah yang jauh dari akses perbankan untuk membantu masyarakat menukarkan uang yang tidak layak. "Cash keliling akan beroperasi minimal dua kali setiap bulan untuk menjangkau pasar-pasar di daerah. Ia berujar akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan TNI untuk bisa menjangkau daerah pelosok guna melayani penukaran uang."
Menurut Suhaedi, penukaran uang tidak layak ini akan dilakukan secara bertahap untuk semua jenis pecahan uang kertas. Kantor perwakilan BI di daerah juga membuka akses bagi masyarakat yang ingin menukarkan uangnya secara langsung. Namun BI tidak akan menerima penukaran jika terbukti uang yang akan ditukar sengaja dirusak.
DANANG FIRMANTO